INDOZONE.ID - CEO Meta, Mark Zuckerberg akui beli kamera Instagram sebagai langkah strategis di tengah persaingan industri teknologi. Hal ini ia ungkapkan dalam sidang antitrust Instagram yang digelar di Amerika Serikat, baru-baru ini.
Dalam persidangan tersebut, Zuckerberg menyatakan, alasan utama Meta beli Instagram karena fitur kamera yang dianggap lebih baik daripada yang sedang dikembangkan Facebook saat itu.
Pengakuan ini memperkuat tuduhan dari Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), bahwa Meta menggunakan pendekatan 'beli atau matikan', terhadap pesaing yang berpotensi menjadi ancaman, demi menjaga dominasi dan menyingkirkan kompetitor.
Kesaksian Zuckerberg ini diberikan dalam hari kedua sidang yang bertujuan membatalkan akuisisi Meta atas dua aplikasi besar, Instagram dan WhatsApp.
Gugatan tersebut pertama kali diajukan saat masa kepemimpinan Presiden Donald Trump yang pertama, dan kini menjadi ujian besar bagi komitmen pemerintah terhadap pengawasan perusahaan teknologi raksasa.
Ketika diminta menjelaskan oleh kuasa hukum FTC, Mark Zuckerberg mengakui akuisisi Instagram dilakukan karena timnya sedang membandingkan antara membangun aplikasi kamera sendiri, atau membeli dari luar.
“Kami melakukan analisis bangun atau beli. Saat itu saya merasa kamera Instagram lebih baik dari Facebook, jadi saya mengambil keputusan untuk mengakuisisi mereka,” ujarnya di hadapan pengadilan.
Zuckerberg juga menyampaikan, membangun aplikasi baru tidaklah mudah. Ia mengungkapkan, bahwa banyak dari proyek internal Meta dalam menciptakan aplikasi mandiri gagal berkembang.
“Sering kali aplikasi yang kami bangun tidak mendapat perhatian pengguna. Kami mungkin telah mencoba puluhan aplikasi, namun mayoritas tidak berhasil,” ungkapnya.
Hal ini menjadi alasan tambahan, di balik keputusan Meta untuk membeli aplikasi-aplikasi yang sudah terbukti sukses seperti Instagram.
Alasan Mark Zuckerberg akuisisi Instagram juga didukung oleh kenyataan bahwa, Instagram telah lebih dulu menarik perhatian pengguna dengan fitur-fiturnya, terlebih dalam hal pengambilan dan berbagi foto.
Baca Juga: Mark Zuckerberg Sindir Apple: iPhone Cuma ‘Diperas’, Gak Ada Inovasi Baru
Ini membuat Meta melihat peluang besar untuk memperkuat posisi mereka di pasar media sosial.
FTC menuduh Meta telah memonopoli platform berbagi konten dengan keluarga dan teman. Di mana, pesaing mereka di AS seperti Snapchat dan MeWe dianggap tidak mampu menyaingi dominasi Meta.
Sementara itu, platform lain seperti TikTok, X, Reddit, dan YouTube dianggap berfokus pada model berbagi konten yang berbeda.
Selain itu, FTC juga menyoroti kemampuan Meta dalam menambah jumlah iklan, karena dianggap tidak punya cukup pesaing.
Namun Zuckerberg membantah tudingan tersebut dan menekankan, peningkatan iklan bukan berarti menurunnya kualitas pengalaman pengguna.
Bahkan, menurutnya, Meta merancang sistem agar lebih banyak menampilkan iklan kepada pengguna yang memang menyukai konten promosi.
Ia juga sempat menyebutkan, Meta pernah mempertimbangkan membuat feed yang seluruh isinya adalah iklan.
“Saya pikir kami pernah mendiskusikannya, tapi belum sampai pada tahap peluncuran,” katanya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Channelnewsasia.com