INDOZONE.ID - Seorang mantan eksekutif Facebook berkoar-koar dengan menyebut bahwa bos Meta, Mark zuckerberg membantu China dalam mengembangkan AI untuk mengalahkan perusahaan Amerika Serikat (AS).
Sarah Wynn-Williams, mantan Direktur Kebijakan Publik Global Meta (dulu Facebook), secara terbuka menuduh Mark Zuckerberg dan jajaran petinggi lainnya melakukan kebohongan besar terhadap Kongres dan publik AS.
Wynn-Williams menyampaikan kesaksiannya dalam sidang Subkomite Kehakiman Senat AS, pada Rabu pekan lalu.
Dalam pernyataan awalnya, ia menegaskan bahwa para bos Meta "berulang kali merusak keamanan nasional AS dan mengkhianati nilai-nilai Amerika."
Selama hampir tujuh tahun bekerja di Facebook, ia mengklaim menyaksikan bagaimana perusahaan secara diam-diam berusaha menjalin hubungan dekat dengan pemerintah China.
Menurutnya, Meta secara aktif membantu pengembangan kecerdasan buatan di China, yang berpotensi besar digunakan untuk menyaingi, bahkan melampaui, perusahaan teknologi asal Amerika sendiri.
“Kami terlibat dalam perlombaan senjata AI berisiko tinggi melawan Tiongkok, dan selama saya bekerja di Meta, para eksekutif perusahaan berbohong tentang apa yang mereka lakukan dengan Partai Komunis Tiongkok kepada para karyawan, pemegang saham, Kongres, dan masyarakat Amerika,” ujar Wynn-Williams.
Baca Juga: Meta Luncurkan Llama 4 Scout dan Maverick: Dua Model AI Canggih dengan Efisiensi Tinggi
Salah satu tuduhan terberatnya adalah bahwa teknologi AI Meta digunakan untuk mendukung kemajuan AI di China, termasuk proyek seperti DeepSeek.
Wynn-Williams juga menyinggung penghapusan akun milik Guo Wengui, seorang miliarder pembangkang China yang tinggal di AS.
Ia menyebut langkah Meta itu diambil karena tekanan dari Beijing.
Baca Juga: DeepSeek Hadirkan DeepSeek R1! Mampu Saingi GPT-4?
Meta berdalih akun tersebut dihapus karena menyebarkan informasi sensitif, bukan karena tekanan politik.
Dalam kesaksiannya, Wynn-Williams juga menyebut Zuckerberg sebagai sosok yang bisa beradaptasi demi kekuasaan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Fox News