INDOZONE.ID - Teknologi Deepfake, yang memungkinkan manipulasi gambar, video, dan audio secara realistis menggunakan kecerdasan buatan (AI), menimbulkan kontroversi.
Deepfake mampu menciptakan konten visual yang tampak asli, meski merupakan hasil manipulasi. Popularitas teknologi ini terus meningkat sehingga berbagai dampak, baik positif maupun negatif, pun mulai diketahui publik.
Deepfake awalnya dikenal melalui hiburan dan parodi di media sosial. Dengan bantuan teknologi ini, pengguna dapat menyematkan wajah selebriti atau tokoh publik ke tubuh orang lain.
Deepfake Picu Kekhawatiran Serius
Namun, penggunaan Deepfake yang makin berkembang, memicu kekhawatiran serius, terutama dalam ranah politik dan keamanan siber.
Baca Juga: Deepfake: Teknologi Masa Depan yang Mampu Membentuk Realitas Sintetis
Dalam ranah politik, teknologi Deepfake telah digunakan untuk membuat video palsu perihal politisi mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah terjadi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran global tentang potensi penyebaran disinformasi menjelang pemilu atau peristiwa politik penting lainnya.
Di Amerika Serikat dan Eropa, video Deepfake telah muncul dalam konteks kampanye politik. Itu menimbulkan kebingungan di antara masyarakat karena sulit membedakan antara fakta dan fiksi.
Selain dampak politik, Deepfake juga memicu kekhawatiran dalam hal privasi dan keamanan pribadi. Video Deepfake dapat digunakan untuk tujuan jahat, seperti pemerasan atau perusakan reputasi individu.
Contohnya, banyak kasus kala wajah seseorang dipasang pada konten video yang tidak pantas sehingga menghancurkan kehidupan pribadi dan karier mereka.
Baca Juga: Pemerintah India Peringatkan Facebook dan YouTube soal Konten Deepfake
Ancaman ini memaksa banyak pemerintah dan organisasi keamanan, mencari cara mengidentifikasi serta mencegah penyebaran Deepfake berbahaya.
Dampak Positif Deepfake
Meski begitu, teknologi ini juga menawarkan potensi inovasi di berbagai bidang. Dalam industri film, Deepfake dapat digunakan untuk memperbaiki efek visual atau bahkan "menghidupkan" aktor yang telah meninggal dalam sekuel film.
Selain itu, teknologi ini memiliki aplikasi dalam pendidikan dan pelatihan sehingga simulasi realistis dapat dibuat untuk keperluan pembelajaran.
Deepfake Perlu Perhatian Khusus
Meski potensi positifnya besar, tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi Deepfake masih memerlukan perhatian serius.
Baca Juga: Bisa Mengecoh Siapapun, Kominfo Ingatkan Antisipasi Fenomena 'Deepfake' Jelang Pemilu 2024
Banyak negara mulai mempertimbangkan undang-undang yang mengatur penggunaan teknologi ini. Tujuannya adalah mencegah penyalahgunaan lebih lanjut di masa depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes, The Verge, The New York Times