Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti-Israel, Erlangga Greschinov, mengimbau Pasukan Julid Fi Sabilillah untuk menargetkan para pejabat tinggi di pemerintahan Israel, dan tidak lagi rakyat biasa. Hal ini dilakukan untuk menghemat tenaga para pasukan siber dan memusatkan target serangan.
"Perjuangan #julidfisabilillah kita sudah naik ke level yang lebih tinggi: yaitu melawan politisi dan pejabat teras pemerintahan Israel," kata Erlangga, melalui akun X @Greschinov, dikutip Selasa (12/12).
Sementara untuk rakyat Israel atau orang-orang biasa yang mendukung zionis, Komandan Pasukan Julid Fi Sabilillah ini menyarankan agar para pasukan dapat langsung me-report konten atau akun sosial media mereka, alih-alih menanggapi unggahan tersebut.
"Zionis pesek bukan lagi lawan yang sepadan dengan kita, kalau ketemu Zionis pesek, langsung report aja Twit-Twitnya. Energi kita jangan terlalu banyak digunakan untuk meladeni mereka" imbuhnya.
Baca Juga: Startup Travel Pegipegi Bangkrut, Aplikasi Resmi Dihapus
Selain itu, Erlangga juga mengimbau para Pasukan Julid Fi Sabilillah agar segera melapor kepadanya, apabila mendapat ancaman atau teror serius dari pihak lawan, baik warga atau pejabat Israel, maupun orang-orang yang memihak zionis.
Sebelumnya, Pasukan Julid Fi Sabilillah, yang kini sudah berhasil merekrut pasukan dari Indonesia, Malaysia, Turki, dan Britania Raya, telah berhasil menyerang nomor WhatsApp dan akun sosial media milik beberapa petinggi Israel. Salah satu pejabat yang menjadi sasaran serangan adalah Juru Bicara Resmi Pemerintah Israel, Eylon Levy.
Melansir Ynet News, belakangan akun media sosial Levy dibanjiri dengan jumlah pesan yang sangat banyak. Saking besarnya skala serangan ini, akun Instagram miliknya akhirnya dinonaktifkan karena masuknya puluhan ribu pesan.
Pada saat yang sama, akun WhatsApp Levy juga dibombardir dengan banyaknya pesan dan panggilan telepon yang berasal dari nomor berawalan bahasa Indonesia.
Baca Juga: Google Play Movies & TV Tak Lagi Tersedia pada Januari 2024
"Untuk memitigasi rentetan panggilan WhatsApp yang terus berlanjut, Levy harus menonaktifkan sementara ponselnya," tulis Ynet News.
Di sisi lain, untuk mengatasi serangan di akun Instagram Levy, Layanan Advokasi Nasional telah menghubungi National Cyber Array untuk mendapatkan bantuan dan menerima instruksi untuk meningkatkan keamanan semua aplikasi dan jejaring sosial. Setelahnya, akun Instagram Levy pun dapat diaktifkan kembali.
Sementara satu-satunya solusi untuk mengatasi serangan di WhatsApp, Levy hanya disarankan untuk mengganti nomor teleponnya.
"Namun semuanya menolak rekomendasi tersebut dan terpaksa menanggung serangan gencar yang terus menerus," imbuh Ynet News.
Levy dan para pejabat Israel yang mendapat serangan siber dari Pasukan Julid Fi Sabillillah ini mengatakan bahwa serangan yang terus-menerus datang membuat ponsel mereka tidak bisa digunakan. Sementara itu, serangan tersebut berupa ribuan panggilan telepon, pesan WhatsApp, SMS, dan pesan di akun media sosial.
Pesan-pesan ini seringkali mengandung makian, cercaan, dan narasi yang mengancam, seperti 'kami akan membunuhmu dan keluargamu', 'Alla-hu Akbar', 'bebaskan Palestina', dan bahkan ungkapan yang lebih kasar. Selain itu, ada ribuan panggilan WhatsApp, panggilan suara dan video, serta penggunaan emoji kasar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X/@Greschinov