INDOZONE.ID - Sebuah riset media sosial yang dilakukan perusahaan pemasaran digital untuk influencer Humanz mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir ada 7,39 miliar unggahan dengan tagar pro-Israel di Instagram dan Tiktok.
Namun, di saat yang sama, terdapat 109,61 miliar postingan dengan tag pro-Palestina yang diunggah di Instagram dan Tiktok, hampir 15 kali lipat lebih banyak.
Untuk mengidentifikasi segmentasi narasi di TikTok dan Instagram, Humanz memfokuskan upayanya pada hal-hal yang dianggap paling populer di kalangan anak muda.
Salah satunya dengan memetakan tagar yang paling umum digunakan dalam konteks serangan dan pembantaian penjajah yang sedang berlangsung.
Beberapa tagar pro-Israel yang diidentifikasi antara lain: #prayforisrael, #hamaisisis, dan #bringthemback. Sedangkan tagar pro-Palestina seperti: #freepalestine, #israelicrimes, dan #gazaunderattack.
Setelah analisis dilakukan, teridentifikasi ada sekitar 117 miliar postingan di TikTok dan Instagram dari bulan lalu yang menggunakan salah satu tagar ini.
Sementara distribusi postingan tersebut condong ke arah Palestina, dengan hanya 6,3% di antaranya yang menggunakan tagar pro-Israel, dan 93,7% lainnya menggunakan tagar pro-Palestina.
“Para pendukung pro-Palestina di media sosial telah dibayar. Sulit untuk tidak melihat bahwa ada uang di balik ini semua,” kata Pendiri sekaligus CEO Humanz Liav Refael-Chen, menuding adanya buzzer yang dibayar pihak tertentu untuk menaikkan tagar pro-Gaza, mengutip Calcalist, Minggu (19/11/2023).
Rafael-Chen menjelaskan, tudingannya itu memiliki alasan. Menurutnya, selama ini saat ada kampanye pro-Israel di platform Humanz, tidak banyak influecer di luar Tel Aviv yang berkomentar.
“Mereka enggan terlihat bekerja sama dengan Israel, mungkin karena takut akan keselamatan mereka atau mungkin karena mereka merasa mendukung Israel adalah hal yang tidak populer,” imbuhnya.
Pada dua minggu pertama konflik, bukti-bukti kekejaman atau konten anti-Hamas masih banyak diunggah oleh influencer pro-Israel. Namun, semakin lama perang berlangsung, hal tersebut tidak lagi terjadi.
“Motivasi untuk membagikan konten anti-Hamas juga semakin berkurang,” ujar Rafael-Chen.
Sejak awal perang di Gaza, seluruh platform Humanz telah diubah untuk tujuan advokasi. Menghubungkan kampanye yang diprakarsai oleh proyek-proyek yang dipimpin sipil termasuk oleh Brothers in Arms, dan berbagai perusahaan teknologi Israel untuk mendukung militer Israel.
Terlepas dari itu, menurut Refael-Chen, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan signifikan dalam kampanye digital pro-Israel. Di antaranya adalah banyaknya populasi Muslim dunia yang sebanyak 25% tidak sebanding dengan populasi Yahudi yang hanya sebesar 0,2%. Dengan jumlah yang besar ini, menurutnya akan lebih mudah bagi umat Muslim untuk mencapai viralitas.
“Viralitas dan populisme adalah aspek penting dari aktivitas influencer di Instagram dan TikTok, yang berupaya memperluas basis pengikut mereka dan menghasilkan lebih banyak keterlibatan di postingan mereka,” jelasnya.
Di sisi lain, dia juga menduga bahwa ada pihak yang mendanai pembentukan narasi sehingga dapat keluar dengan masif dan terkoordinasi dengan baik.
“Pada tanggal 7 Oktober, saat konflik dimulai, kami mengamati bahwa 10 akun Instagram dan TikTok dengan lima juta pengikut atau lebih mulai mendedikasikan seluruh feed mereka untuk disinformasi dan propaganda melawan Israel dan menampilkan kekejaman dari Gaza,” bebernya.
Transformasi tiba-tiba dari 10 akun tersebut menjadi halaman propaganda Hamas dalam satu hari, kemudian menciptakan sebuah tren. Sehingga memungkinkan mereka mendapatkan momentum di seluruh dunia.
"Sulit untuk tidak menyimpulkan bahwa ada dana besar di balik operasi ini. Pesan yang disampaikan terlalu tepat dan pengaturannya terlalu tepat sehingga tidak mungkin jika tidak ada pemodal di belakang layar,” tuding Refael-Chen.
Karena kekalahan kampanye Israel di media sosial, pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pejabat pemerintah dan menjelaskan bahwa mereka perlu berpikir di luar kebiasaan.
“Kita harus melakukannya secara efektif, mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, dan memperlakukannya sebagai bagian integral dari perjuangan,” tandasnya.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Z Creators