Luhut Binsar Pandjaitan. (INDOZONE/Nadya Mayangsari)
INDOZONE.ID - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut penerapan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam penyaluran bantuan sosial (Bansos), berpotensi menghemat anggaran hingga Rp100 triliun.
Melalui teknologi pengenalan wajah yang terintegrasi dengan basis data pemerintah, proses penyaluran Bansos dapat dilakukan dengan lebih efisien dan akurat dalam menentukan penerima bantuan.
Dengan bantuan AI, analisis data dapat dilakukan secara lebih mendalam sehingga pemerintah bisa membuat keputusan yang lebih tepat sasaran, terkait siapa yang layak menerima bantuan tersebut.
Baca Juga: Luhut Ungkap Pentingnya Penerapan Teknologi dalam Pemerintahan: AI Kuncinya
"Nanti yang menerima atau tidak menerima bisa dari face recognition. Dengan begitu akan menghemat Rp100 triliun. Jadi dengan digitalisasi kita akan menghemat banyak sekali nanti dana-dana ke depan," jelas Luhut dalam sambutannya di acara peluncuran program Sahabat AI di Museum Nasional, Jakarta Pusat, pada Senin (2/6/2025).
Selain itu, rancangan penyaluran Bansos menggunakan teknologi canggih buatan AI ini rupanya sudah diketahui oleh Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan, Luhut juga mengatakan bahwa Presiden Prabowo ingin rencana penyaluran Bansos dengan menerapkan teknologi bisa diwujudkan pada Agustus mendatang.
"Presiden pengin ini diluncurkan pada bulan Agustus, tentu itu untuk menyelesaikannya semua masih butuh beberapa waktu lagi ke depan. Tapi kita sudah mulai proses," ujar Luhut.
Menurut Luhut, transformasi teknologi berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
Baca Juga: Bisakah AI Benar-Benar Gantikan Keyboard dan Mouse?
Ia memperkirakan bahwa memanfaatkan teknologi bisa meningkatkan nilai ekonomi Indonesia hingga 2,8 triliun dolar AS pada tahun 2040.
"Dan transformasi teknologi memiliki peran penting dalam mendorong ekonomi Indonesia," kata Luhut.
Luhut menyebutkan bahwa ada lima pilar penting untuk mendukung transformasi teknologi, yakni: infrastruktur dan lembaga inovasi yang maju, pemahaman nilai bisnis teknologi, alih teknologi dan dukungan teknis, solusi teknologi dengan biaya yang terjangkau, serta tenaga kerja yang berkualitas.
"Tenaga kerja yang melek teknologi, strategi transformasi digital dapat mewujudkan visi Indonesia 2045," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung