"Seringkali berakhir dengan pemerasan. Jika tidak mau memberi uang maka aib tersebut akan disebarluaskan," kata Jubun.
Tujuan lain, para pelaku scam ini memperdaya target dengan meminta quota internet, pulsa, atau bahkan meminta uang secara langsung.
Dengan maraknya kasus spseri itu, para pengguna media sosial perlu ekstra waspada dan paham dengan modus-modus seperti ini. Detektif Jubun memberikan pesan ringan agar pengguna media sosial tidak gampang terjebak.
Jubun yang seorang detektif mencatat beberapa modus pelaku. Antara lain seperti berikut:
Salah satu modusnya untuk membuat target lengah adalah menjadi followers dari circle pertemana target.
Baca Juga: Polda Metro Imbau Korban Penipuan Mahasiswa yang Retas Info Google 2 Polsek, Untuk Lapor Polisi
"Mereka juga berteman dengan teman saya namun tidak beraturan circle-nya (lingkarannya). Berteman dengan teman sekolah saya sebagian, trus berteman juga dengan beberapa partner bisnis saja, dan kemudian berteman dengan partner bisnis saya. Jadi circle pertemanannya loncat-loncat tidak beraturan," kata Jubun,
Sering memposting foto-foto cantik sendirian atau bersama teman atau sedang minum segelas anggur, anehnya sama sekali tidak ada temannya yang komen. Juga tidak ada penyebutan.
"Saya pun menyadari bahwa akun tersebut adalah akun palsu yaitu dibuat dengan identitas palsu."
Detektif Jubun pun memberikan saran dan tips mudah agar tidak jatuh ke tangan pelaku.
"Sebaiknya dicheck terlebih dahulu apakah Akun tersebut asli atau palsu. Kalau akun asli tentu saja dari setiap postingannya akan ada komentar ada feedback dari teman-temannya. Jika diperhatikan lebih teliti bisa ketahuan itu akun asli atau akun palsu," pungkasnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wawancara