Ilustrasi tiga wanita sedang selfie.
INDOZONE.ID - Bayangkan nama dan wajahmu muncul di akun media sosial “kampus cantik.” Mungkin saat itu kamu merasa bangga dan mendapatkan perhatian dari teman-teman atau followers.
Namun di balik sorotan tersebut, terdapat pertanyaan lebih dalam mengenai dampak psikologis yang mungkin muncul. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti rendah diri, kecemasan, atau bahkan depresi.
Ilustrasi wanita sedang selfie.
Fenomena "kampus cantik" lahir dari persepsi sosial yang berfokus pada penampilan, terutama di kalangan mahasiswi.
Akun-akun ini sering mengunggah foto-foto mahasiswa, khususnya perempuan, yang dianggap menarik dan menonjolkan satu bentuk kecantikan yang dianggap ideal.
Hal ini menimbulkan tekanan pada mereka yang tidak memenuhi standar tersebut dan dapat membuat mereka merasa rendah diri.
Baca Juga: Cara Mengirim Pesan WhatsApp ke Akun Sendiri di Android dan IOS
Di sisi lain, individu yang diunggah mungkin merasa terpaksa untuk mempertahankan citra tersebut meskipun tidak selalu nyaman. Dengan demikian, akun-akun ini menciptakan kompetisi sosial berbasis fisik, mengabaikan aspek penting lainnya seperti kepribadian dan prestasi.
Meskipun terlihat mengagungkan penampilan, fenomena ini juga menyoroti bahaya yang sering kali diabaikan, seperti standar kecantikan yang sempit, objektivitas, dan pelecehan yang terjadi di balik layar.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dampak yang lebih besar dari sekadar 'like' dan komentar positif, serta mengedukasi pembaca tentang bahaya objektifikasi dan pelecehan yang sering kali tidak disadari.
Apa yang terjadi ketika seseorang dinilai hanya dari penampilan fisiknya? Objektifikasi mengubah individu menjadi sekadar objek penilaian.
Mahasiswa yang fotonya diunggah dapat menghadapi komentar merendahkan, bahkan pelecehan seksual. Meskipun diselimuti pujian, dampak negatifnya dapat merusak kepercayaan diri dan menyebabkan trauma jangka panjang.
Baca Juga: Cara Menghapus Akun Instagram Secara Permanen atau Sementara
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Internasional