INDOZONE.ID - Selain Black Myth: Wukong, game lain yang dirilis bersamaan pada 19 Agustus 2024 adalah Dustborn, yang dikembangkan oleh Red Thread Games.
Sementara Black Myth: Wukong menarik banyak perhatian, Dustborn juga memulai debutnya sehari setelahnya.
Sayangnya, meskipun mendapat skor 7/10 dari IGN, Dustborn langsung dianggap gagal total dengan sambutan yang sangat buruk dari para pemain.
Baca Juga: Kepopuleran Esports di Kalangan Anak Muda: Masa Depan Industri Hiburan Digital
Deskripsi Game Dustborn
Dustborn adalah game petualangan aksi berbasis cerita dengan tema harapan, cinta, persahabatan, robot, dan kekuatan kata-kata. Dalam game ini, pemain berperan sebagai Pax, seorang penipu yang diasingkan dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi bahasa.
Pax dan timnya harus mengantarkan paket penting dari Pacifica ke Nova Scotia, melewati Republik Amerika yang dikuasai oleh kekuatan tirani. Game ini menonjolkan penggunaan kata-kata sebagai senjata dalam pertempuran dan fokus pada "arsenal linguistik" untuk menghadapi lawan dan situasi berbahaya.
Respon Kritis dan Kegagalan Dustborn
Meski konsep Dustborn terdengar menarik, penerimaan dari pemain sangat negatif. Di media sosial, game ini menjadi bahan lelucon dan kritik, dengan banyak pemain mengkritik mekanisme permainan yang dianggap aneh dan terlalu "woke".
Komentar-komentar di berbagai platform menyatakan ketidakpuasan, dengan beberapa menganggap game ini sebagai parodi kondisi industri game barat saat ini. Jumlah pemain yang sangat rendah, dengan hanya 83 pemain yang aktif bersamaan di Steam, menandakan kegagalan besar.
Trailer peluncuran resmi di YouTube, meski ditonton 90.000 kali, hanya mendapatkan sekitar 500 like, menunjukkan rendahnya antusiasme terhadap game ini. Banyak komentar menganggap Dustborn gagal dalam menyajikan gameplay yang menarik atau memuaskan.
Kritik Terhadap Pengembangan Game
Terungkap bahwa motivasi utama pembuatan Dustborn adalah reaksi terhadap pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS pada tahun 2016.
Red Thread Games, studio pengembang asal Norwegia, mengakui bahwa kekecewaan terhadap hasil pemilu ini mempengaruhi pengembangan game. Kritik muncul bahwa motivasi politik ini berkontribusi pada kualitas akhir yang buruk.
Dustborn menjadi contoh bagaimana fokus pada agenda tertentu tanpa mempertimbangkan aspek kesenangan bermain dapat berujung pada kegagalan di industri game. Pendekatan semacam ini, yang mengabaikan kepuasan pemain, terbukti kurang efektif di pasar game yang kompetitif.
Baca Juga: Steam Larang Link di Deskripsi Laman Toko Mulai Bulan Depan
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Steampowered.com