Minggu, 23 MARET 2025 • 15:40 WIB

Fenomena Langka, Aurora Borealis Diprediksi Terlihat di 22 Negara Akibat Badai Geomagnetik

Author

Ilustrasi Aurora.

INDOZONE.ID - Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional memperkirakan bahwa badai geomagnetik yang kuat akan memunculkan tampilan aurora borealis yang lebih intens dari biasanya.

Fenomena ini diprediksi akan terlihat di hampir dua lusin negara bagian pada Sabtu malam, termasuk di beberapa wilayah yang jarang menyaksikan cahaya tersebut.

NOAA memproyeksikan penampilan cahaya utara pada Sabtu malam akan memiliki indeks Kp sebesar 7, tingkat aktivitas geomagnetik yang diukur pada skala 0 hinga 9, yang mengindikasikan cahaya yang telah bergerak jauh dari kutub, cukup terang dan aktif.

NOAA adalah satelit yang dapat diandalkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan fisik lautan atau samudera dan atmosfer.

Aurora diprediksi akan terlihat lebih jauh ke arah selatan dari biasanya, akibat badai geomagnetik yang kuat.

Menurut NOAA, hal ini disebabkan oleh lontaran massa koronal, yaitu letusan plasma dan medan magnet dari matahari yang diperkirakan akan menghantam Bumi pada malam hari.

Baca Juga: Momen Fotografer Abadikan Aurora Pasca Badai Geomagnetik di Amerika Serikat

Perkiraan cahaya kuat ini akan timbul di tengah hari-hari yang sangat aktif, karena NOAA menyebutkan badai geomagnetik tengah teramati antara Kamis dan Jumat.

Menurut prakiraan tiga hari dari NOAA, badai geomagnetik kecil hingga sedang diperkirakan akan bertahan hingga Senin.

Sementara itu, cahaya utara diperkirakan akan melemah, namun masih berpotensi terlihat di setidaknya 10 negara bagian pada akhir pekan nanti.

Tempat Terbaik Melihat Aurora Borealis

Berdasarkan prakiraan dari NOAA, aurora berpeluang besar terlihat di seluruh wilayah Alaska.

Beberapa negara bagian lain yang berada dalam zona merah pada peta prakiraan NOAA, yang menandakan tingginya kemungkinan kemunculan aurora, mencakup bagian utara Montana, North Dakota, dan Minnesota.

Sementara itu, negara bagian seperti Washington, Idaho, Wyoming, South Dakota, Wisconsin, dan Michigan diprediksi memiliki peluang lebih kecil untuk menyaksikan fenomena tersebut.

Garis pandang yang diproyeksikan NOAA, titik paling selatan tempat untuk melihat aurora, yang menunjukkan peluang visibilitas terendah, melewati Oregon, Nebraska, Iowa, Illinois, Indiana, Ohio, Pennsylvania, New York, Massachusetts, Vermont, New Hampshire, dan Maine.

Cara Terbaik Melihat dan Memotret Aurora Borealis

Fenomena langka aurora yang menghiasi langit Amerika Serikat.

NOAA memaparkan bahwa cahaya utara akan terlihat paling jelas saat langit gelap, terutama antara pukul 10 malam hingga 2 pagi waktu setempat.

Untuk pengalaman terbaik, disarankan menghindari polusi cahaya, mencari lokasi dengan ketinggian yang baik, dan menghadap ke arah utara.

Menurut National Geographic, disarankan untuk menggunakan lensa sudut lebar dan tripod untuk menjaga stabilitas saat memotret aurora borealis.

Baca Juga: Di balik Keindahan Aurora, Terdapat Efek Badai Matahari yang Pengaruhi Kinerja Satelit

Kalau menggunakan iPhone, mode malam juga direkomendasikan. Selain itu, penggunaan aperture bernilai 4,0 atau lebih rendah bisa meningkatkan hasil foto.

Menambahkan elemen seperti pepohonan, badan air, atau pegunungan sebagai bingkai alami juga dapat memperkaya detail dalam gambar.

Alasan Aurora Borealis Muncul Sekarang

Menurut NASA, saat ini matahari berada di fase puncak dari siklus aktivitas magnetiknya yang berlangsung selama 11 tahun, yang meningkatkan peluang untuk menyaksikan cahaya utara.

Kondisi magnetik yang penuh badai ini diperkirakan akan berlangsung sepanjang sisa tahun ini.

Pada hari Jumat, matahari melepaskan lontaran massa koronal berupa plasma dan medan magnet, yang melaju menuju Bumi dengan kecepatan hampir 750.000 mph, menurut NOAA.

Sebuah halo parsial yang bergerak cepat namun samar diprediksi akan mencapai Bumi pada Minggu pagi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Forbes.com