Bungie Terjebak Kasus Plagiarisme(Sumber:X/Eurogamer)
INDOZONE.ID - Langkah kontroversial Bungie dalam menghapus konten lama dari Destiny 2 kini berbalik menjadi masalah serius.
Pengadilan federal AS baru saja memutuskan bahwa gugatan plagiarisme terhadap Bungie akan tetap berlanjut, karena sang developer tidak mampu memberikan bukti kuat untuk membantah tuduhan tersebut.
Baca Juga: Bungie Pastikan Marathon Bebas Login PSN, Gamer PC Bisa Tenang
Bungie digugat oleh seorang penulis bernama Matthew Kelsey Martineau, yang mengklaim bahwa cerita kampanye awal Destiny 2 terutama kisah invasi oleh pasukan Red Legion—meniru cerita fiksi ilmiahnya yang dipublikasikan di WordPress saat Destiny 2 masih dalam tahap pengembangan.
Dalam ceritanya, Martineau menggambarkan Red Legion sebagai pasukan militer yang menyerang Bumi dengan senjata seperti flamethrower.
Target utama mereka adalah Tononob Station, sebuah entitas raksasa di orbit Bumi yang menyimpan sumber daya penting.
Ia menuduh Bungie menjiplak ide ini dalam kampanye The Red War, di mana Red Legion juga menyerbu Bumi dan mencoba menguasai The Traveler—entitas besar yang melayang di angkasa dan menyimpan kekuatan misterius.
Sayangnya untuk Bungie, semua konten awal Destiny 2, termasuk kampanye Red War, sudah lama dihapus dan dipindahkan ke dalam “content vault” yang banyak dikritik.
Akibatnya, Bungie tidak bisa menyajikan versi lengkap dari kampanye tersebut untuk ditinjau oleh pengadilan.
Hakim Susie Morgan menyoroti fakta ini dalam putusannya.
Bungie hanya mampu menunjukkan bukti berupa video YouTube dan kutipan dari wiki buatan penggemar, yaitu Destinypedia.
Hal ini dianggap tidak cukup untuk memungkinkan perbandingan langsung antara karya Martineau dan kampanye game tersebut.
"Pengadilan tidak dapat melakukan analisis berdampingan jika tidak ada versi game yang bisa ditinjau," tulis Hakim Morgan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net