Asus ROG Ally. (Asus Official Site)
INDOZONE.ID - Uni Eropa (UE) tengah merancang regulasi baru untuk membatasi ekspor perangkat kontrol game ke Rusia, termasuk konsol, gamepad, dan simulator penerbangan.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari sanksi tambahan menyambut tiga tahun invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2025. Tujuannya: memutus pasokan alat yang digunakan militer Rusia untuk mengoperasikan drone dan peralatan tempur.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, perusahaan teknologi global seperti Microsoft, Sony, dan Nintendo menghentikan penjualan konsol serta layanan digital di Rusia.
Baca Juga: Ubisoft PHK 185 Karyawan dan Tutup Beberapa Studio di Eropa
Produsen hardware seperti Nvidia dan publisher game termasuk EA serta Ubisoft turut bergabung dalam embargo.
Sebagai balasan, Kremlin melegalkan pembajakan game dan mengembangkan konsol lokal untuk menggantikan PlayStation dan Xbox.
Detail Larangan UE: Kontroler Game sebagai Alat Militer
Rancangan sanksi UE mencakup:
Kedua pihak konflik diketahui menggunakan kontroler game untuk operasi drone. Pasukan Ukraina bahkan memanfaatkan Steam Deck untuk menggerakkan menara jarak jauh.
Namun, pakar militer Ukraina, Olena Bilousova, mengkritik efektivitas sanksi ini. Menurutnya, 90% operator drone Rusia mengandalkan kontroler buatan Tiongkok yang dijual via platform daring, bukan produk Eropa.
Pasar Tiongkok Mengisi Kekosongan
Setelah eksodus perusahaan Barat, Rusia beralih ke pemasok dari Tiongkok dan Iran. Data Trade Data Monitor menunjukkan:
UE juga berencana melarang ekspor bahan kimia pendukung industri militer Rusia. Namun, keputusan ini harus disetujui seluruh 27 negara anggota UE terlebih dahulu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Financial Times