INDOZONE.ID - Setelah ending menggantung yang mengejutkan di Tape 1, Lost Records: Bloom & Rage (Tape 2) hadir dengan alur yang lebih cepat, emosional, dan penuh ketegangan.
Developer Don't Nod sukses menghadirkan narasi yang kuat, tetapi sayangnya, Tape 2 justru menutup kisah dengan sejumlah misteri yang belum terpecahkan—sebuah hal yang mungkin bikin kamu sebagai pemain merasa kurang puas.
Baca Juga: Review Call of Duty: Modern Warfare 3, Para Penggemar Kecewa dengan Durasi Permainan yang Pendek
Kilas Balik Singkat: Apa yang Terjadi Sebelumnya?
Tape 1 berperan sebagai pengantar cerita, memperkenalkan sekelompok remaja tahun 90-an yang terjalin dalam persahabatan erat.
Namun, petunjuk akan masa depan yang kelam mulai mengganggu kedekatan mereka.
Fakta bahwa Kat mengidap kanker terminal jadi pemicu utama drama emosional yang mendalam.
Dan di akhir Tape 1, misteri seputar Abyss, entitas magis yang tersembunyi di hutan, membuka harapan untuk mengubah nasib Kat.
Tempo Lebih Cepat, Tapi Kehilangan Sentuhan Personal
Tape 2 langsung menyajikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar seperti kondisi Kat dan isi dari paket misterius.
Namun, alur yang kini lebih cepat justru mengorbankan interaksi personal antar karakter.
Elemen-elemen seperti hangout, latihan band, dan eksplorasi camcorder yang intim kini nyaris hilang.
Fokus permainan bergeser ke drama dan aksi yang lebih berat, lengkap dengan dialog panjang yang emosional.
Dinamika Karakter: Campuran Kuat dan Lemah
Pengembangan karakter di Tape 2 sebenarnya cukup terasa.
Dylan, adik Kat, mendapat porsi cerita lebih besar.
Baca Juga: Review Marvel's Spider-Man 2, Visual dan Gameplay yang Sempurna
Tapi karakter seperti Corey, yang sempat menunjukkan sisi kompleks di akhir Tape 1, malah kembali jadi tokoh antagonis klise.
Untungnya, chemistry antara keempat karakter utama tetap jadi sorotan utama.
Kamu sebagai Swann akan dibawa ke titik-titik emosional di mana keputusan terasa sangat berat, terutama ketika persahabatan diuji oleh penyakit Kat dan beban masa lalu.
Realisme Magis dan Dilema Moral
Salah satu kekuatan Tape 2 adalah bagaimana mereka menangani penderitaan Kat melalui sentuhan realisme magis.
Abyss digambarkan sebagai kekuatan misterius yang mampu membelokkan kenyataan, memberi secercah harapan untuk menyelamatkan Kat dengan konsekuensi.
Namun, keputusan untuk tidak menyelesaikan nasib Kat secara jelas membuat akhir cerita terasa kurang menggigit.
Alih-alih menyuguhkan resolusi emosional, permainan ini justru menutupnya dengan adegan post-credit yang ambigu, seolah menggoda kelanjutan tanpa kepastian.
Visual dan Gaya yang Konsisten
Dari segi tampilan, Bloom & Rage masih menampilkan visual menawan.
Desain karakter, kostum, hingga makeup terasa orisinal dan unik.
Nuansa visual tetap konsisten, walau nuansa aksi di Tape 2 sedikit mengurangi momen eksplorasi yang sempat jadi kekuatan utama di Tape 1.
Perjalanan Emosional yang Kurang Penuh
Secara keseluruhan, Lost Records: Bloom & Rage (Tape 2) adalah kelanjutan yang penuh drama dan emosi, namun tidak sepenuhnya berhasil menutup cerita dengan memuaskan.
Bagi kamu yang sudah larut dalam dunia dan karakter-karakternya, keputusan untuk membiarkan akhir cerita terbuka bisa jadi terasa mengecewakan.
Terlebih jika sekuel yang dijanjikan justru tak kunjung datang.
Meski begitu, kekuatan karakter dan kedalaman hubungan yang terbangun tetap jadi alasan kuat untuk menyukai game ini.
Baca Juga: Game The Callisto Protocol Dapat Review Kurang Memuaskan, Saham Krafton Langsung Anjlok!
Tape 2 memberikan pengalaman yang menyentuh, meskipun meninggalkan kamu dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net