INDOZONE.ID - Pembajakan dalam alasan apapun itu adalah tindakan yang dilarang, karena melanggar hak cipta. Membajak sebuah game juga dapat diartikan sebagai mencuri game tersebut.
Game yang semestinya berbayar, malah dimainkan secara gratis dan cuma-cuma. Namun, masih banyak gamer, terutama di Indonesia, belum sadar akan tindakan mereka dengan membajak game.
Tidak hanya pembajakan game, secara keseluruhan, pembajakan sudah merajalela di Indonesia. Bahkan sudah menjadi hal yang lumrah dan diwajarkan.
Sudah terdapat puluhan bahkan ratusan game yang telah dibajak oleh situs ilegal Indonesia. Tidak hanya game, bahkan situs streaming film, lagu, game, dan software bajakan lainnya, juga sudah banyak bertebaran di internet.
Lalu mengapa, gamer Indonesia lebih suka memainkan game bajakan, daripada membeli yang original? Berikut ini adalah alasannya.
1. Banyak Situs Menyediakan Game Bajakan
Mindset seperti "Kalo ada yang gratis, ngapain harus bayar" dibilang sudah melekat dan tidak dapat dipisahkan dari otak para gamer Indonesia.
Pasalnya, mereka tidak perlu susah payah mengeluarkan uang untuk membeli sebuah game.
Baca Juga: Stop Download Game Bajakan! Ini Situs Download Game di Windows yang Aman dan Terpercaya
Mereka berpikir membuat game itu adalah hal yang mudah, tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk pembuatannya. Eitss, tunggu dulu sob.
Jika berpikir seperti itu, maka kamu salah besar ya. Pembuatan game modern jaman sekarang itu juga perlu effort dan budget yang besar juga ya sobat.
Game-game AAA dengan grafik bagus seperti God Of War Ragnarok, Horizon Forbidden, Spiderman Miles Morales dan lain-lain, harganya cukup menguras kantong para gamer.
2. Hukum ITE di Indonesia Masih Kurang Tegas
Banyaknya populasi masyarakat di Indonesia dengan ekonomi menengah ke bawah, juga menyebabkan banyaknya angka pembajakan software yang kian meningkat secara terus menerus.
Dengan memanfaatkan lemahnya sistem hukum UU di Indonesia, para gamer bisa memanfaatkan hal ini untuk membajak game tanpa takut terkena hukum di Indonesia.
Bahkan ada juga orang yang bekerja di pemerintahan yang tidak memakai software original untuk melakukan pekerjaannya.
Padahal secara tidak langsung, mereka juga memberikan contoh yang tidak benar untuk masyarakat Indonesia.
3. Tidak Punya Kartu Kredit untuk Pembayaran
Di jaman sekarang yang hampir semuanya sudah serba digital ini, para gamer sebenarnya tidak perlu mendatangi toko-toko game yang ada di Indonesia maupun luar negeri.
Namun untuk melakukan pembelian game digital, diperlukan pembayaran yang cukup rumit juga.
Mereka harus memiliki kartu kredit, mengisi akun, tanggal lahir, dan lain-lain.
Terlepas dari semua hal itu, gamer bajakan enggan menggunakan metode tersebut, karena mereka tidak mau ambil pusing dan "rumit" untuk memainkan sebuah game.
Sebenarnya melakukan pembayaran melalui platform digital tidaklah rumit untuk melakukannya.
4. Harga Game yang Sangat Mahal
Untuk membuat game yang memiliki grafik bagus dan gameplaynya yang bagus juga, diperlukan usaha dan budget yang tidak sedikit. Ada harga ada kualitas.
Jika suatu developer memberikan harga gamenya yang cukup mahal, berarti itu marketnya untuk orang-orang kalangan atas.
Karena developer juga ingin balik modal setelah budget yang dikeluarkan untuk membuat sebuah game dengan kualitas yang bagus.
Contoh game AAA adalah Ghost of Tsushima. Game tersebut dijual dengan harga Rp879.000 di platform Steam.
Dengan harga segitu, kualitas yang ditawarkan di gamenya juga tidak main-main. Dengan harga yang sangat tinggi, membuat gamer tidak ingin mengeluarkan uang sebesar Rp879.000 hanya untuk memainkan sebuah game saja.
5. Faktor Ekonomi
Mau bagaimanapun kondisi kita saat ini, meskipun masih belum bisa membeli game AAA impian, setidaknya jangan merugikan developer.
Perlu diingat, developer game akan mengalami kerugian jika game yang telah mereka buat dibajak oleh para gamer bajakan tersebut.
Baca Juga: Mimpi Buruk untuk Sony! Modder Ini Sukses Jailbreak PS5, Bisa Install Game Bajakan
Gamer yang sudah memiliki budget besar untuk membeli sebenarnya sudah mengerti, bahwa pembuatan game itu bukanlah hal yang mudah dikerjakan oleh semua orang.
Namun berbeda dengan gamer bajakan, mereka tidak mau mengeluarkan uang sebesar Rp700.000 hanya untuk bermain 1 game AAA saja.
Gamer bajakan lebih memilih membajak game daripada harus mengeluarkan uang segitu banyaknya.
Tindakan pembajakan saat ini sangat susah sekali dihilangkan, bahkan hampir tidak akan bisa dihilangkan.
Yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi angka pembajakan game saja.
Jika ingin sekali memainkan game AAA keinginan kalian namun tak punya dana mencukupi, tunggulah game tersebut berdiskon yang besar agar kalian tidak perlu mengeluarkan uang yang cukup besar membelinya.
Atau cara lain adalah gunakan fitur Family Sharing dari software Steam. Fitur tersebut berguna buat kalian untuk meminjami game yang dibeli kepada saudara maupun teman sebaya.
Jadi, marilah menormalisasikan dengan cara tidak memainkan ataupun menggunakan software bajakan, karena hal tersebut dapat merugikan pihak developernya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Dexerto