Kamis, 12 JUNI 2025 • 20:50 WIB

Garis Wallace, Batas Misterius yang Mengubah Sejarah Evolusi Satwa di Asia dan Australia

Author

Garis Wallace
INDOZONE.ID - Di tengah bentangan pulau-pulau Asia Tenggara dan Oseania terdapat batas alam yang tak kasat mata namun sangat menentukan: Garis Wallace. Meski hanya dipisahkan oleh selat sempit, kehidupan di kedua sisi garis ini berevolusi secara terpisah dan unik.

Garis ini menjadi penghalang alami yang hingga kini masih memukau ilmuwan karena keampuhannya dalam memisahkan spesies bahkan di jarak geografis yang sangat dekat.

Garis Wallace adalah batas biogeografis yang memisahkan fauna benua Asia dari fauna Australia. Ia membentang dari Selat Lombok di Selatan, menuju utara melewati Kepulauan Melayu.

Baca Juga: Mendalami Dunia Makro: Bagaimana Mikroorganisme Menginspirasi Desain dan Teknologi

Di sebelah Barat garis ini—seperti Sumatra, Kalimantan, dan Jawa—dihuni oleh gajah, harimau, badak, hingga kera. Sementara di sebelah Timur, seperti Australia dan Papua Nugini, mendominasi fauna berkantung, monotremata, dan burung-burung unik seperti kakatua.

Kondisi ini bukan kebetulan. Di masa lalu, Asia dan Australia terpisah oleh perairan dalam dan sistem arus laut yang tidak memungkinkan terbentuknya jembatan darat, bahkan saat Zaman Es. Oleh karena itu, spesies tidak pernah bisa melintasi batas alami ini dalam jumlah besar.

"Perbedaan antara pulau-pulau terdekat lebih besar daripada perbedaan antara negara-negara yang dipisahkan oleh ribuan kilometer," tulis Alfred Russel Wallace, naturalis Inggris yang pertama kali mengidentifikasi fenomena ini pada abad ke-19.

Wallace menyadari hal ini saat membandingkan fauna di Bali dan Lombok. Meski hanya dipisahkan oleh selat sempit, spesies burung dan mamalia dari kedua pulau berbeda drastis.

Baca Juga: Daftar Lengkap iPhone dan iPad yang Dapat Update iOS 26 dan iPadOS 26, Siap-siap!

Hal ini memicunya menyusun teori garis batas zoologi yang kini dikenal sebagai Garis Wallace, sebuah penemuan yang mengawali pemahaman biogeografi modern.

Setelah teori tektonik lempeng diterima secara luas pada tahun 1960-an, para ilmuwan memahami bahwa benturan Lempeng Australia dan Eurasia sekitar 30 juta tahun lalu menghasilkan pulau-pulau yang kita kenal saat ini.

Pemisahan antara Paparan Sunda (yang terhubung ke Asia) dan Sahul (yang terhubung ke Australia dan Nugini) menciptakan dua ekosistem yang tak pernah bersatu.

Selat Lombok sendiri, meski hanya 32 kilometer lebarnya, merupakan jalur laut dalam dengan arus kuat yang mencegah migrasi hewan. Kontras iklim juga berperan: wilayah Asia cenderung lembap tropis, sementara wilayah Australia lebih kering dan bervariasi. Ini memperparah isolasi spesies dari kedua sisi.

Baca Juga: Upgrade Keyboard Tanpa Mahal? Coba Lenovo Aurora GK10, Sudah Ada RGB!

Meski demikian, ada sedikit pengecualian. Beberapa kelelawar, reptil, dan kumbang diketahui berhasil melintasi batas ini dalam jumlah kecil.

Oleh karenanya, Garis Wallace kini dipandang sebagai zona transisi, bukan batas absolut. Namun secara umum, pemisahan faunanya masih sangat mencolok.

Studi modern, termasuk penelitian tahun 2023 yang menganalisis lebih dari 20.000 spesies vertebrata, memperkuat validitas garis ini. Studi tersebut menemukan bahwa garis keturunan Asia sedikit meluas ke timur di wilayah pulau-pulau lembap, sementara fauna khas Australia tetap terbatas pada daerah kering.

Dengan semua bukti ilmiah yang ada, Garis Wallace tetap menjadi paradigma dalam biogeografi: bukti nyata bahwa batas alam yang tak terlihat bisa membentuk keanekaragaman hayati global secara signifikan.

Banner Z Creators.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Infobae.com