Kamis, 05 JUNI 2025 • 12:32 WIB

JK6 Resmi Dibuka: 7 Alasan Kenapa Pusat Data Ini Penting Buat Masa Depan Digital Indonesia

Author

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafi

INDOZONE.ID - Pemerintah resmi membuka pusat data berstandar global JK6 di Cibitung, Bekasi.

Fasilitas ini dibangun oleh tenaga lokal dengan kapasitas 36 megawatt.

JK6 merupakan infrastruktur kunci dalam mendorong kedaulatan digital dan lompatan ekonomi berbasis teknologi di Indonesia.

Fakta-Fakta Pusat Data JK6 yang Perlu Kamu Tau!

1. Dibangun Anak Bangsa, Berstandar Global

JK6 bukan cuma besar, tapi juga dibangun sepenuhnya oleh SDM lokal.

Lebih dari 3 juta jam kerja dan 8 ribu tenaga kerja terlibat dalam proses pembangunannya.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebut ini bukti nyata kapasitas anak bangsa di bidang teknologi infrastruktur.

“Ini menjadi bukti bahwa anak-anak bangsa mampu merancang dan membangun pusat data berstandar global serta mendorong lahirnya kompetensi nasional,” ujar Meutya dikutip dari laman Komdigi.

2. Salah Satu yang Terbesar di Asia Tenggara

Dengan kapasitas 36 megawatt, JK6 jadi salah satu pusat data terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Lokasinya di Cibitung, Bekasi, diharapkan bisa menjadi tulang punggung pengelolaan data lintas sektor, mulai dari layanan publik sampai teknologi AI.

3. Jantung Transformasi Digital Nasional

Meutya menekankan bahwa pusat data seperti JK6 bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi sumber daya strategis nasional yang menopang ekonomi digital.

“Pusat data yang hari ini kita resmikan tentu bukan sekadar bangunan atau proyek infrastruktur belaka, tapi di balik dinding server yang berdiri megah ini ada semangat kolektif nasional yang bekerja di baliknya,” tegasnya.

4. Empat Pilar Transformasi Digital

JK6 adalah bagian dari strategi besar transformasi digital Indonesia yang meliputi:

- Infrastruktur & spektrum digital

- Talenta digital

- Perangkat & aplikasi

- Kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.

5. Nilai Tambah Rp1.271 Triliun di 2029

Laporan GSMA 2024 mencatat, digitalisasi di sektor energi, pertanian, perikanan, hingga kehutanan bisa menyumbang nilai ekonomi hingga Rp1.271 triliun pada 2029.

Infrastruktur data seperti JK6 akan jadi simpul utama yang memastikan efisiensi dan keamanan data dalam proses tersebut.

“Setiap kemanfaatan teknologi membutuhkan kemampuan penyimpanan dan pengolahan data yang terstruktur, aman, dan efisien,” kata Meutya.

6. Simbol Peradaban Digital Baru

Menariknya, Meutya mengaitkan pembangunan pusat data dengan sejarah kejayaan Nusantara.

Ia mencontohkan kejayaan Sriwijaya dan Majapahit yang kini “diterjemahkan” ke dalam penguasaan infrastruktur digital modern.

“Pusat data menjadi simbol peradaban digital yang menempatkan data sebagai sumber nilai tambah baru,” ujar Meutya.

7. Indonesia Jadi Magnet Digital Asia Pasifik

Laporan KPMG mencatat konsumsi layanan pusat data global naik drastis.

Indonesia bahkan mencatat pertumbuhan kapasitas pusat data sebesar 66 persen dalam dua tahun terakhir, salah satu yang tercepat di Asia Pasifik.

“Pertumbuhan kapasitas pusat data kita sebesar 66 persen adalah sinyal kuat bahwa pasar digital Indonesia berkembang pesat dan menjadi magnet global,” tutup Meutya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Komdigi