INDOZONE.ID - China buka suara soal serangan siber yang terjadi dan mengganggu gelaran Asian Winter Games pada Februari 2025 lalu.
Mereka menuding Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), telah melancarkan serangan siber canggih terhadap industri-industri penting selama ajang olahraga yang berlangsung di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang tersebut.
Kepolisian Harbin menyebut ada tiga nama agen NSA yang sekarang masuk daftar pencarian orang (DPO).
Menurut laporan dari kantor berita Xinhua, mereka adalah Katheryn A. Wilson, Robert J. Snelling, dan Stephen W. Johnson.
Baca Juga: Apple Kasih Rp15 Miliar Buat Hacker yang Berhasil Retas Server AI Miliknya, Ada yang Minat?
Mereka diduga berulang kali membobol sistem informasi milik China, termasuk infrastruktur penting dan perusahaan teknologi seperti Huawei.
Bahkan, dua kampus ternama di AS, yakni Universitas California dan Virginia Tech, ikut disebut-sebut terlibat.
Tapi, detail keterlibatan dua institusi ini masih belum dijabarkan lebih lanjut.
Baca Juga: Hacker Bisa Nyerang Siapa Saja, Bahkan Bos Twitter: Ini Kisahnya!
Sampai sekarang, belum ada tanggapan dari Kedutaan Besar AS di Beijing.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China memastikan bahwa insiden ini bukan sekadar rumor.
“Kami mendesak AS untuk mengambil sikap bertanggung jawab terhadap masalah keamanan siber dan menghentikan fitnah dan serangan tak beralasan terhadap Tiongkok,” kata juru bicara Lin Jian mengutip Reuters, Rabu (16/4/2025).
Menurut Xinhua, target serangan bukan main-main mulai dari sektor energi, transportasi, jaringan komunikasi, hingga lembaga riset pertahanan di provinsi Heilongjiang.
Disebutkan ada niat untuk menciptakan kekacauan sosial dan mencuri data rahasia negara.
NSA dituduh “mengaktifkan pintu belakang” yang sudah lebih dulu disisipkan dalam sistem operasi Windows pada perangkat tertentu.
Operasi itu berlangsung saat perhatian dunia sedang tertuju pada ajang Asian Winter Games.
Untuk menutupi jejak, para pelaku disebut menggunakan jaringan server anonim dari berbagai negara.
Mereka membeli IP dari luar negeri dan menyewa server besar-besaran di Eropa dan Asia. Tujuannya agar tidak mudah dilacak.
Target Data Pribadi Atlet
Bukan cuma menyerang sistem infrastruktur, serangan juga diarahkan ke sistem pendaftaran Asian Winter Games.
NSA dituding berusaha mencuri data pribadi atlet dan staf yang terlibat. Serangan puncaknya terjadi pada 3 Februari, bertepatan dengan pertandingan perdana hoki es.
“Serangan tersebut menargetkan sistem informasi seperti sistem pendaftaran Asian Winter Games dan menyimpan informasi sensitif tentang identitas personel terkait acara tersebut,” tulis Xinhua.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters