Kamis, 26 SEPTEMBER 2024 • 10:40 WIB

Penggunaan Hp oleh Anak-anak Perlu Dibatasi: Kenapa?

Author

Ilustrasi anak-anak bermain gadget smartphone. (freepik)

INDOZONE.ID - Handphone (hp) merupakan gawai yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia di era modern.

Keberadaan hp mengubah kehidupan sehari-hari, seperti cara pembayaran menjadi digital, cara berinteraksi virtual, hingga pembelajaran online

Ilustrasi anak-anak bermain gadget. (Freepik)

Hp bahkan tidak hanya digunakan oleh orang dewasa, tetapi anak-anak pun demikian.

Tentunya, penggunaan hp akan memberikan dampak yang signifikan terhadap anak-anak sebagai penggunanya.

Ganggu Fokus Siswa Belajar

Melansir UNESCO, hp dapat memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap perkembangan siswa. 

Baca Juga: Panduan Screen Time untuk Anak-Anak biar Gak Kecanduan Gadget!

Secara khusus, penggunaan hp dapat mengganggu kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas. Sebab, hp dapat mengalihkan perhatian siswa dari pembelajaran, bahkan ketika gawai tersebut hanya ditaruh di dekatnya.

Studi yang juga dilansir oleh organisasi internasional dalam bidang pendidikan itu, mengungkapkan siswa perlu waktu hingga 20 menit, untuk kembali fokus belajar di sekolah setelah teralihkan oleh gawai. 

Maka dari itu, bukan tanpa alasan beberapa sekolah di Belgia, Spanyol, dan Inggris, menghapus penggunaan hp oleh siswa. Terbukti, hal tersebut dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

Risiko Keamanan dan Privasi

Umumnya, aplikasi dalam hp membutuhkan identitas penggunanya. Penggunaan y oleh anak di bawah umur, memang belum diizinkan, tetapi data yang dikirimkan bisa dipalsukan. 

Misalnya, dalam membuat aplikasi media sosial, tahun kelahiran bisa disesuaikan dengan persyaratan yang berlaku. 

Baca Juga: Australia Rancang Larangan Penggunaan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang privasi yang terkumpul dari data pengguna, dalam hal ini anak-anak. 

Ilustrasi anak di bawah umur sedang menggunakan smartphone.

Menurut data dari UNESCO, hingga 2023, hanya 16 persen negara yang tegas menjamin privasi data dalam pendidikan berdasarkan hukum. 

Lalu, dari 42 negara yang melakukan aktivitas pembelajaran online, 39 di antaranya berisiko atau melanggar hak anak-anak.

“Kami melihat anak-anak berusia sembilan tahun meminta telepon pintar dan jelas bahwa anak-anak ini belum siap secara emosional untuk menavigasi kompleksitas perangkat ini dan dunia digital,” ujar Rachel Harper, Kepala Sekolah SD St. Patrick, Irlandia, Rabu (26/7/2023).

Larangan Penggunaan HP oleh Anak-anak di Berbagai Negara

Sebanyak satu dari empat negara telah melarang penggunaan hp oleh anak-anak ketika di sekolah. Hal ini tegas diatur melalui undang-undang atau kebijakan yang dibuat negara tersebut, seperti Afrika Barat, Kolombia, Italia, dan Belanda.

Baca Juga: Gadget Bisa Bikin Anak Candu, Mahasiswa KKN Tim II Undip pun Edukasi Orang Tua

Negara-negara di Asia lebih umum mengeluarkan kebijakan pelarangan tersebut, Bangladesh dan Singapura contohnya. Meski begitu, kedua negara tersebut hanya melarang penggunaan hp di kelas. 

Beberapa negara pun melarang secara spesifik aplikasi yang digunakan di sekolah. Google Workspace, misalnya, dilarang penggunaannya di sekolah-sekolah di Denmark dan Perancis. 

Adapun di Jerman,  sekolah melarang penggunaan Microsoft di beberapa negara bagian. Lalu, Amerika Serikat melarang penggunaan TikTok di beberapa sekolah dan universitas.

Penggunaan gawai memang penting, bahkan untuk anak-anak. Meski begitu, pengawasan yang ketat, juga penting dilakukan untuk membatasi pemakaian dan menghindari penggunaan hp untuk hal negatif. 

Dalam hal ini, pemerintah berperan besar dalam memastikan teknologi dalam pendidikan bersifat tepat, adil, dan aman.


Banner Z Creators.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: UNESCO