Jumat, 20 SEPTEMBER 2024 • 16:45 WIB

Mahasiswa Peretas Informasi Polsek dan Bank di Google Ternyata Sindikat, Sudah Sering Beraksi!

Author

Ilustrasi peretasan (photo/REUTERS/File Photo)

INDOZONE.ID - KTD (22), mahasiswa pengubah informasi dua Polsek di Google, termasuk call center perbankan, ternyata bukan pemain lama. KTD disinyalir memiliki sindikat kejahatanya sendiri.

"Tersangka dalam melakukan aksinya tidak sendirian. Namun, memiliki komplotan dimana komplotan ini adalah spesialis mengubah Google Bisnis informasi," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (20/9/2024).

Ilustrasi peretasan (photo/REUTERS/Kacper Pempel)

Data yang diubah, meliputi data alamat, kode pos, nomor hp, WA, email hingga alamat website. Tujuannya tidak lain, hanya untuk melakukan tindakan penipuan.

Saat ini, Polda Metro Jaya masih memburu sindikat dari pelaku. Proses pencarian para pelaku masih terus dilakukan oleh kepolisian.

"Ini masih terus kita kembangkan serta memburu tersangka lainnya yang merupakan komplotan," ucap Ade Safri.

Baca Juga: Cara Mahasiswa Retas Polsek dan Sejumlah Perusahaan di Google: Manfaatkan Bug!

Selain itu, Ade Safri juga membeberkan, aksi kejahatan yang dilakukan oleh tersangka. Salah satunya, tersangka juga melakukan aksi penipuan dengan cara lain.

"Tersangka menjelaskan selain memanipulasi informasi Google Maps, tersangka juga pernah melakukan tindak pidana seperti penipuan trading melalui Telegram, penipuan tiket hotel dan pesawat dengan modus membantu proses refund dan penipuan pinjaman online dengan modus membantu pembayaran atau pengajuan pinjaman," ucap Ade Safri.

Sebelumnya, jajaran Subdit Cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menangkap seorang mahasiswa berinisial KTD (22) usai melakukan peretasan pengubahan identitas data di Google. Tidak tanggung-tanggung, tersangka meretas data dua Polsek, termasuk perusahaan-perusahaan keuangan hingga perbankan.

Tidak hanya data seperti alamat di Google, pelaku juga mengganti nomor telepon call center. Tujuan pelaku adalah melakukan aksi penipuan.

Writer: Andika Pratama

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan