INDOZONE.ID - Apple memutuskan untuk menghentikan pekerjaan pada mobil listriknya, demikian disampaikan oleh sumber yang familiar dengan situasi tersebut hari Selasa (27/2/24), sepuluh tahun setelah perusahaan pembuat iPhone ini memulai proyek tersebut.
Saham perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,7% dalam perdagangan siang, meskipun sebelumnya sempat mengalami beberapa kerugian pada awal sesi perdagangan.
Bloomberg News melaporkan bahwa beberapa karyawan yang sebelumnya terlibat dalam proyek mobil listrik akan dialihkan ke divisi kecerdasan buatan (AI) perusahaan. Apple sendiri menolak memberikan komentar terkait hal ini.
Baca Juga: Sam Altman Puji Apple Vision Pro: Teknologi Paling Mengesankan Setelah iPhone
Penurunan minat konsumen dan perlambatan permintaan untuk kendaraan listrik yang biasanya lebih mahal, sebagai dampak dari suku bunga tinggi yang diterapkan untuk meredam inflasi, telah menyebabkan industri otomotif melakukan pemangkasan pekerjaan dan mengurangi produksi.
Beberapa produsen mobil besar, termasuk pemimpin pasar mobil listrik Tesla, bahkan memutuskan untuk mengurangi investasi, dengan sebagian beralih fokus pada mobil hibrida daripada kendaraan yang sepenuhnya menggunakan baterai.
Baca Juga: Apple Dikabarkan Memproduksi Ponsel Lipat seperti Samsung Z Flip
Proyek mobil listrik Apple, dikenal sebagai Proyek Titan, dimulai satu dekade lalu ketika minat besar terhadap kendaraan otonom sedang melanda Silicon Valley.
Pada tahun 2020, Apple tengah mempertimbangkan merilis mobil pada tahun 2024 atau 2025. Namun, sebelum pandemi COVID-19 mengguncang industri otomotif global, kemajuan proyek ini sudah tidak berjalan dengan lancar.
Pada tahun 2019, Apple melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 190 pekerja yang terlibat dalam proyek tersebut setelah melakukan perubahan pada pendekatan perangkat lunaknya.
Desain kendaraan konsep juga mengalami perubahan, dari kendaraan otonom yang revolusioner tanpa setir, menjadi mobil konvensional dengan fitur bantuan pengemudi canggih.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Reuters.com