The Midnight Walk(Sumber:X/Eurogamer)
Sayangnya, meski atmosfer dan karakter kuat, cerita utamanya terasa kurang menggugah emosi secara keseluruhan.
Memang ada momen menyentuh, terutama di akhir cerita dan kisah tentang Potboy yang menyiratkan rasa kesepian dan harapan, tapi sebagian besar narasi terasa datar dan tidak sekuat tampilannya.
Kalau kamu suka kisah dengan pesan tersembunyi dan nuansa melankolis, mungkin kamu akan tetap menikmati pengalaman ini.
Namun untuk kamu yang mencari cerita yang benar-benar menggugah, mungkin akan merasa ada yang kurang.
Sebagai game petualangan, The Midnight Walk mengusung gameplay yang cukup simpel.
Elemen api jadi kunci di hampir setiap tantangan: menyalakan lilin, membuka jalan, hingga menghindari monster.
Satu fitur menarik adalah mekanik menutup mata—baik secara literal di VR maupun sebagai aksi dalam game yang bisa mengubah dunia di sekitarmu.
Misalnya, menutup mata saat melihat patung kodok bisa membuat kunci muncul, atau menghindari monster bermata biru yang berubah jadi batu saat kamu memejamkan mata.
Meski menarik di awal, gameplay ini mulai terasa repetitif di paruh kedua game.
Kamu akan sering melakukan hal yang sama: ambil item, nyalakan api, hindari monster, buka jalan, ulangi.
VR memang membantu menyegarkan pengalaman ini berkat skala dan kedalaman visualnya, tapi secara desain, permainannya cenderung datar.
Untuk kamu yang membutuhkan opsi aksesibilitas, The Midnight Walk menyediakan berbagai pengaturan seperti subtitle, ukuran dan warna teks, intensitas getar, hingga bantuan visual untuk petunjuk audio.
Game ini tersedia mulai 8 Mei untuk platform PC (Steam), PS5, dan PS VR2.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net