Kategori Berita
Media Network
Minggu, 13 OKTOBER 2024 • 10:33 WIB

Mengenal Katsura Hashino, Filosofi Kreativitas di Balik Game Modern dan Metaphor: ReFantazio

Katsura Hashino dan Seni Menciptakan Game (X @ReanStrife)

INDOZONE.ID - Katsura Hashino: Filosofi Kreativitas di Balik Game Modern dan Metaphor: ReFantazio

Katsura Hashino, sutradara legendaris di balik seri Persona dan Metaphor: ReFantazio, tahu persis apa yang ia cari dalam sebuah game.

Di tengah fokus industri pada resolusi dan frame rate, Hashino menekankan satu hal yang paling penting: esensi manusia di balik karya tersebut.

“Kami lebih menghargai karya – meskipun belum sempurna atau kasar – jika mampu memberi gambaran tentang siapa yang menciptakannya dan memperlihatkan emosi yang menginspirasinya,” ungkap Hashino.

Baca Juga: Atlus Cetak Rekor Baru: Metaphor: ReFantazio Terjual Lebih dari 1 Juta Kopi di Hari Peluncuran

Pendekatan personal ini telah menjadi kunci suksesnya selama tiga dekade dan berperan penting dalam kesuksesan seri Persona. Selain dikenal dengan arahan seni dan detail yang mengesankan, seri ini juga menonjol melalui karakternya yang terasa hidup.

Tokoh seperti Chie, Junpei, dan Ann bukan sekadar karakter game, melainkan terasa seperti teman dekat dengan sifat dan emosi yang bisa dirasakan pemain.

Hashino menjelaskan bahwa fokus utamanya adalah menciptakan pengalaman emosional yang nyata, berbeda dari proyek besar yang seringkali didikte oleh tuntutan pasar dan investor.

Perpaduan Anime dan Realisme

Setelah mengambil alih seri Persona melalui Persona 3, Hashino menggabungkan tema gelap dari Shin Megami Tensei dengan sentuhan estetik pop ala anime. “Kami ingin menciptakan kontras antara estetika anime dan kedalaman karakter yang realistis,” katanya.

“Meskipun dunia terlihat seperti anime, saat Kamu mengenal karakternya, ada elemen realitas yang kuat.”

Pendekatan ini juga tercermin dalam detail seperti dialog. Misalnya, dalam Persona 4, dialog Nanako, seorang gadis kecil, awalnya terlalu imut hingga terasa tidak autentik.

“Kami menyadari bahwa tidak ada anak yang berbicara seperti itu, jadi kami mengubahnya agar lebih realistis,” ujar Hashino. Ini menunjukkan bahwa meskipun game tersebut berlatar fantasi modern, narasi dan karakter tetap harus terasa seperti bagian dari kehidupan nyata.

Ruang Aman di Dunia Persona

Hashino juga sangat peduli dengan kesejahteraan emosional karakternya. Salah satu momen favoritnya di Persona 5 adalah ketika para karakter berkumpul di kafe retro di Shibuya, tempat yang menjadi markas Phantom Thieves.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: X.com

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Mengenal Katsura Hashino, Filosofi Kreativitas di Balik Game Modern dan Metaphor: ReFantazio

Link berhasil disalin!