INDOZONE.ID - Teknologi robot humanoid kini mulai digunakan untuk produksi industri. Salah satu yang sedang ramai dibicarakan adalah LeadIn D1, robot buatan China yang mampu mengangkat beban sampai 40 kilogram dan menangani berbagai pekerjaan berat di pabrik.
Kehadiran robot seperti ini tentu membuka peluang baru untuk efisiensi kerja, terutama pada tugas-tugas berulang dan berisiko tinggi. Tapi, bukan berarti manusia atau buruh akan sepenuhnya tersingkir dari industri.
Menurut Yutika Amelia Effendi, dosen robotika dan kecerdasan buatan dari Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (UNAIR), kehadiran robot harus dilihat sebagai alat bantu.
“Robot humanoid itu sebagai alat bantu, bukan pengganti manusia sepenuhnya. Mereka membantu meningkatkan efisiensi, khususnya untuk tugas yang berulang atau berisiko tinggi,” ungkapnya mengutip laman Unair, Kamis (1/5/2025).
Baca Juga: Lomba Lari Maraton Robot Humanoid di China, Ada yang Pakai Sarung Tinju!
Robot, katanya, memang punya keunggulan dalam ketepatan dan kekuatan fisik. Tapi untuk urusan yang butuh empati, kreativitas, dan keputusan kompleks, manusia tetap jadi ujung tombak.
Yutika menekankan bahwa otomatisasi bukan berarti semua jenis pekerjaan bisa digantikan. Peran manusia masih penting, terutama jika tenaga kerja mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Jika pekerja manusia melakukan upskilling dan mengembangkan keterampilan baru, mereka tetap akan relevan dalam ekosistem industri yang semakin otomatis ini,” ujar Yutika.
Dengan kata lain, masa depan industri bukan sekadar soal mesin, tapi juga soal bagaimana manusia dan teknologi saling mendukung.
Baca Juga: Momen iShowSpeed Lakukan Backflip dan Dance Bareng Robot Canggih saat di China
Meski teknologi robot humanoid makin canggih, penerapannya di Indonesia belum bisa melaju mulus. Ada sejumlah hambatan, terutama soal infrastruktur digital yang belum merata dan biaya awal yang tinggi untuk investasi.
Yutika menyebut, kesenjangan akses jaringan digital antarwilayah jadi salah satu kendala utama. Selain itu, literasi digital tenaga kerja di sektor konvensional juga masih rendah.
“Jika tiga aspek, yaitu infrastruktur digital yang merata, kesiapan investasi awal, dan literasi digital SDM, sudah terpenuhi, teknologi robot humanoid akan dapat diterapkan secara efektif dan efisien,” ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Unair.ac.id