Dr. I.H. Usmani, Ketua PAEC bersama kru peluncur roket Rehbar-1 (paec.gov.pk)ory)
INDOZONE.ID - Negara Pakistan tak bisa diremehkan dalam membangun teknologi untuk antariksa. Sepak terjangnya sudah dimulai dari beberapa dekade lalu hingga era modern saat ini.
Pakistan memulai program antariksa pada 1961 dengan mendirikan SUPARCO. Ketua pertamanya adalah Dr. Abdus Salam.
Dalam kemitraan dengan NASA, Pakistan meluncurkan roket Rehbar-1 pada 1962. Peluncuran ini menjadikan Pakistan negara Asia ketiga yang berhasil meluncurkan roket ke luar angkasa.
Rehbar-1 membawa data penting tentang atmosfer. Data tersebut membantu studi cuaca, siklon, dan pembentukan awan bagi para ilmuan.
Namun, kemajuan SUPARCO melambat akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi pada 1970-an. Anggaran untuk program antariksa sering dipotong.
Baca Juga: Turkiye Catat Sejarah dengan Misi Antariksa Pertama oleh Kolonel Alper Gezeravci
Fokus pemerintah beralih ke pengembangan nuklir sebagai respons terhadap ancaman keamanan dari India. Prioritas pada program antariksa menjadi terabaikan.
Pada 1990, SUPARCO berhasil meluncurkan satelit eksperimental pertama, BADR-1, tetapi masih jauh dari cita-cita aslinya.
Proyek komunikasi satelit Paksat juga terhenti akibat keterbatasan dana, sehingga Pakistan kehilangan prioritas di slot orbitnya.
Pada 2011, Pakistan meluncurkan kembali program antariksa dengan bantuan China melalui proyek Vision 2040. Satelit Paksat-1R diluncurkan untuk keperluan komunikasi.
China menjadi mitra utama Pakistan, memberikan pinjaman lunak untuk proyek-proyek antariksa. Hubungan ini memperkuat kerja sama teknologi antara Pakistan dan China.
Pada 2018, dua satelit pemantauan bumi, PRSS-1 dan PakTES-1A, berhasil diluncurkan. Teknologi in dinilai cukup penting untuk pembangunan infrastruktur dan keamanan nasional.
Baca Juga: Elon Musk Ternyata Ingin China dan AS Kolaborasi di Bidang Antariksa!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Space Policy