INDOZONE.ID - Hujan Meteor Geminid adalah hujan meteor yang terjadi di Konstelasi Gemini yang terjadi sejak awal musim dingin dan puncaknya pada pertengahan bulan Desember.
Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang dialami Bumi—di mana materi yang dibawa adalah komet, pada hujan meteor Geminid adalah hasil dari asteroid yang bernama 3200 Phaethon.
Asteroid 3200 Phaethon adalah sebuah asteroid yang telah mengalami tabrakan dengan objek lain di masa lalu, untuk menghasilkan aliran partikel yang bertabrakan dengan Bumi sehingga menciptakan hujan meteor.
Banyak astronom yang belum yakin untuk mendefinisikan Phaethon sebagai jenis apa. Ada kemungkinan yang menyebut jika Phaethon ini adalah komet mati.
Baca Juga: Meta Digugat atas Tuduhan Pelanggaran Hak Cipta
Ada juga yang menyebut jika Phaeton adalah objek jenis baru yang sedang dibicarakan astronom bernama batu komet.
Namun, Phaeton adalah jenis benda langit yang dianggap aneh pasalnya ketika Phaeton melewati matahari ia tidak membentuk ekor komet namun spekturmnya terlihat seperti asteroid berbatu.
Selain itu, pecahan yang terpecah membentuk meteoroid Geminid juga beberapa kali lebih padat dibandingkan debu komet.
Menurut catatan yang diketahui, hujan meteor Geminid berusia hampir 200 tahun sejak pengamatan pertama yang tercatat dilakukan.
Baca Juga: Pejabat Facebook Ngaku Bersalah Curi Uang Perusahaan Rp62 Miliar, Buat Biayai Hidup Hedon!
Namun, hujan meteor pertamanya tidak terlalu mencuri perhatian karena hanya menghadirkan 10 – 20 meteor yang terlihat saja setiap jam.
Akan tetapi sejak saat itu, Geminid telah berkembang menjadi salah satu hujan meteor terbesar setiap tahunnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: NASA.com