Sebagai bagian dari strategi peningkatan keamanan, X mengumumkan pada Januari lalu bahwa mereka akan mendirikan pusat Trust and Safety baru di Austin, Texas. Pusat ini akan mempekerjakan sekitar 100 moderator konten penuh waktu.
Dari lebih dari dua lusin lowongan pekerjaan yang dipublikasikan baru-baru ini, sembilan di antaranya mencantumkan Austin sebagai salah satu lokasi potensial untuk posisi tersebut.
Selain Austin, lowongan pekerjaan juga tersedia di kota-kota lain seperti New York, Palo Alto, serta beberapa kantor internasional seperti Manila di Filipina dan Delhi di India.
Meskipun ada upaya ini, hingga kini X masih belum memberikan rincian lebih lanjut tentang ukuran tim trust and safety atau keamanan siber mereka setelah restrukturisasi besar-besaran tersebut.
Ketika TechCrunch menghubungi tim komunikasi X untuk menanyakan lebih lanjut tentang perekrutan baru ini, respons yang diterima hanyalah pesan otomatis, "Sibuk sekarang, silakan cek kembali nanti."
Selain PHK terhadap staf reguler, pengurangan staf di tim trust and safety serta keamanan siber X juga mencakup keluarnya beberapa pemimpin senior di perusahaan.
Sejak Musk mengambil alih, beberapa eksekutif kunci, termasuk Kepala Keamanan Siber, Lea Kissner, dan pemimpin trust and safety, Ella Irwin, telah meninggalkan perusahaan.
Keluar dan berkurangnya staf ini dilaporkan telah berdampak negatif terhadap kemampuan X dalam mengamankan platform serta melindungi penggunanya. Hal ini juga menghambat kemampuan perusahaan untuk menangani masalah moderasi konten yang kompleks di seluruh dunia.
Sebagai contoh, pada Jumat lalu, Mahkamah Agung Brasil melarang X di seluruh negara tersebut setelah Musk menolak untuk menghapus akun-akun yang menyebarkan informasi yang salah.
Musk sendiri juga telah beberapa kali dituduh menyebarkan konten yang bermuatan kebencian dan informasi yang menyesatkan di platformnya.
Baca Juga: X Uji Coba Fitur Konferensi Video Baru untuk Menyaingi Zoom dan Google Meet
Sejak akuisisi oleh Elon Musk, X menghadapi berbagai tantangan terkait moderasi konten. Beberapa kritikus menyatakan bahwa pengurangan staf yang signifikan di tim kepercayaan dan keamanan membuat platform ini kurang efektif dalam menangani penyebaran informasi yang salah dan konten berbahaya lainnya.
Musk sendiri kerap menjadi sorotan karena dianggap memperburuk situasi. Baru-baru ini, ia mempromosikan sebuah episode podcast yang menampilkan tamu yang dituduh terlibat dalam penyangkalan Holocaust.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Techcrunch.com