Senin, 14 OKTOBER 2024 • 14:11 WIB

Fenomena Akun Media Sosial ‘Kampus Cantik’ dan Dampaknya bagi Mahasiswi

Author

Ilustrasi tiga wanita sedang selfie.

INDOZONE.ID - Bayangkan nama dan wajahmu muncul di akun media sosial “kampus cantik.” Mungkin saat itu kamu merasa bangga dan mendapatkan perhatian dari teman-teman atau followers.

Namun di balik sorotan tersebut, terdapat pertanyaan lebih dalam mengenai dampak psikologis yang mungkin muncul. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan mental seperti rendah diri, kecemasan, atau bahkan depresi. 

Mengapa Fenomena 'Kampus Cantik' Muncul?

Ilustrasi wanita sedang selfie.

Fenomena "kampus cantik" lahir dari persepsi sosial yang berfokus pada penampilan, terutama di kalangan mahasiswi.

Akun-akun ini sering mengunggah foto-foto mahasiswa, khususnya perempuan, yang dianggap menarik dan menonjolkan satu bentuk kecantikan yang dianggap ideal.

Hal ini menimbulkan tekanan pada mereka yang tidak memenuhi standar tersebut dan dapat membuat mereka merasa rendah diri.

Baca Juga: Cara Mengirim Pesan WhatsApp ke Akun Sendiri di Android dan IOS

Di sisi lain, individu yang diunggah mungkin merasa terpaksa untuk mempertahankan citra tersebut meskipun tidak selalu nyaman. Dengan demikian, akun-akun ini menciptakan kompetisi sosial berbasis fisik, mengabaikan aspek penting lainnya seperti kepribadian dan prestasi.

Meskipun terlihat mengagungkan penampilan, fenomena ini juga menyoroti bahaya yang sering kali diabaikan, seperti standar kecantikan yang sempit, objektivitas, dan pelecehan yang terjadi di balik layar.

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan dampak yang lebih besar dari sekadar 'like' dan komentar positif, serta mengedukasi pembaca tentang bahaya objektifikasi dan pelecehan yang sering kali tidak disadari.

1. Objektifikasi: Ketika Kecantikan Menjadi Alat Pengukur

Apa yang terjadi ketika seseorang dinilai hanya dari penampilan fisiknya? Objektifikasi mengubah individu menjadi sekadar objek penilaian.

Mahasiswa yang fotonya diunggah dapat menghadapi komentar merendahkan, bahkan pelecehan seksual. Meskipun diselimuti pujian, dampak negatifnya dapat merusak kepercayaan diri dan menyebabkan trauma jangka panjang.

Baca Juga: Cara Menghapus Akun Instagram Secara Permanen atau Sementara

Sebuah studi oleh Noll dan Frederickson (1998) menunjukkan bahwa objektifikasi tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti gangguan makan dan depresi.

2. Dampak Sosial dan Psikologis dari Fenomena 'Kampus Cantik'

Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan di media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Mereka yang merasa tidak memenuhi standar dapat mengalami krisis identitas dan merasa tidak berharga.

Menurut sebuah penelitian oleh Tiggemann dan Slater (2014), 94% perempuan di AS memiliki citra tubuh negatif dan ingin mengubah salah satu bagian dari tubuhnya.

Selain itu, 98% perempuan mengakui bahwa mereka berpikir negatif terhadap penampilan atau bentuk tubuh mereka setidaknya satu kali sehari.

3. Edukasi dan Kesadaran: Mengubah Cara Pandang

Kampus seharusnya menjadi tempat pertumbuhan intelektual, bukan ajang kompetisi kecantikan. Membangun kesadaran akan pentingnya menghargai setiap individu sebagai unik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Penting untuk mengedukasi diri sendiri dan orang lain bahwa nilai seseorang tidak hanya terletak pada penampilan fisik.

Di balik ramainya akun “kampus cantik,” terdapat dampak negatif yang lebih dalam. Fenomena ini berpotensi merusak kepercayaan diri dan kesehatan mental mahasiswa.

Edukasi dan kesadaran mengenai isu ini sangat penting agar mahasiswa lebih melek terhadap realitas yang ada, serta menyadari pentingnya menghargai individu sebagai pribadi utuh, yang layak dihargai bukan hanya berdasarkan penampilan, tetapi juga karakter, kemampuan, dan prestasi mereka.


Banner UM Malang

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Jurnal Internasional