Kategori Berita
Media Network
Sabtu, 29 JULI 2023 • 12:05 WIB

Riset Ini Mengungkap Bagaimana Cara Media Sosial Bikin Kecanduan dan ‘Menjual’ Penggunanya

Ilustrasi pengguna sosial media yang sudah kecanduan.

INDOZONE.ID - Berdasarkan data tahun 2022, Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan di dunia dan juga di Indonesia. Artinya, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling potensial menjadi target bisnis perusahaan media sosial Facebook.

Keuntungan bisnis media sosial, didapat dengan 'menjual' penggunanya. Segala daya upaya tak henti mereka lakukan untuk membuat penggunanya menjadi kecanduan.

Sebuah riset disertasi yang dilakukan salah satu mahasiswa Universitas Sahid, Dendy Muris mengungkap bagaimana cara media sosial khususnya Facebook membuat penggunanya menjadi kecanduan untuk terus berselancar di dalamnya.

Baca Juga: 4 Media Sosial Populer untuk Kamu yang Pengin Jadi Influencer atau Konten Kreator

“Tiap kali kita mengklik, menonton, membagikan, atau berkomentar, aplikasi Facebook bergerak mengumpulkan data pribadi. Aset ini menjadi krusial dalam mengatur personalisasi pengguna. Facebook menawarkan pilihan konten yang dipersonalisasi berdasarkan riwayat penjelajahan, usia, jenis kelamin, lokasi, dan data lainnya. Alhasil, kita kebanjiran konten yang memuaskan preferensi masing-masing,” ujarnya saat berbincang dengan Indozone, Sabtu (29/7/2023).

Ia mengatakan, saat kita berselancar mencari sebuah produk pada suatu situs maupun aplikasi. Dampaknya, sebagian besar dari kita pernah mengalami sensasi déjà vu. Produk yang tadi kita cari, tiba-tiba muncul di aplikasi media sosial. Seringkali iklan ini berlanjut sampai kita menyerah, berakhir pada pembelian produk, dan menjadikan kita semakin konsumtif.

“Lantas, apa yang membuat ini semua bisa terjadi?... Ini semua terjadi berkat kemampuan algoritma. Algoritma dapat mengenal kebiasaan kita dalam menggunakan media sosial. Algoritma mengumpulkan dan memanfaatkan informasi untuk menangkap data pribadi yang akurat,” kata Dendy.

“Cara kerja ini terjadi dengan sekejap dan tidak terlihat di depan layar. Tidak heran, jika keberadaan algoritma cenderung tidak disadari oleh pengguna media sosial,” sambungnya.

Dendy Muris (di podium) saat mempresentasikan hasil penelitiannya terkait algoritma media sosial.  

Dengan cara seperti ini, lanjut dia, perusahaan media sosial berusaha semaksimal mungkin menyuapi penggunanya dengan konten yang mereka suka, agar dapat menggunakan media sosial dengan durasi selama mungkin.

Baca Juga: 5 Media Sosial Jadul yang Bikin Kamu Ngerasa Nggak Muda Lagi, Generasi 90an Can Relate

Dalam kondisi terhipnotis tersebut, maka Facebook langsung sigap menyelipkan iklan di dalamnya. Bisnis media sosial ini memiliki potensi keberhasilan atas pemasangan iklan, sehingga algoritma menjadi alat untuk menjual kepastian.

“Media sosial seperti halnya Facebook menjadi wajah baru kapitalisme, yaitu kapitalisme pengawasan, kapitalisme yang mengambil keuntungan dengan mengawasi apa yang dilakukan orang di media sosial,” ungkapnya.

Bagi perusahaan pengiklan maupun digital marketing, kecerdasan algoritma ini terdengar luar biasa, karena mampu menghadirkan iklan tepat di hadapan sasaran yang dibidik pengiklan. Sama halnya dengan influencer dan buzzer yang mengandalkan kehebatan algoritma untuk menjangkau dan menambah follower mereka.

Namun, dampak negatifnya akan membuat pengguna menjadi lebih konsumtif serta beresiko terjebak dalam gelembung filter dan ruang gema, yaitu sebuah situasi dimana seseorang terisolasi dalam aliran data yang sama.

Dari potret tersebut, ia menyaksikan begitu besar dampak algoritma terhadap masyarakat dalam berkomunikasi di media sosial.

“Untuk itu, seharusnya kita beranjak untuk menganalisis, memahami, dan mengintervensi peran dan perilaku algoritma ini dalam tataran komunikasi. Karena dominasi masyarakat dan teknologi akan berimplikasi pada kemampuan masyarakat dalam berkomunikasi,” pungkasnya.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Riset Ini Mengungkap Bagaimana Cara Media Sosial Bikin Kecanduan dan ‘Menjual’ Penggunanya

Link berhasil disalin!