INDOZONE.ID - Pernah nggak sih kamu duduk santai di bawah langit biru cerah, terus kepikiran, “Kok langit bisa biru banget ya hari ini?” Apalagi pas musim kemarau, langit sering kali tampak lebih biru dari biasanya, kayak birunya samudra di pulau tropis.
Nah, ternyata bukan cuma karena cuaca lagi bagus, tapi ada penjelasan ilmiah keren di balik fenomena ini. Yuk, kita kupas sama-sama kenapa langit bisa terlihat lebih biru saat musim kemarau.
Baca Juga: Setelah Pengujian, Google Search Mode AI Meluncur untuk Semua Pengguna AS
Langit Biru Itu Bukan Sulap, Tapi Sains!
Jadi gini, warna biru di langit itu bukan karena langit dicat Tuhan pakai kuas biru, ya. Semua ini terjadi karena yang namanya hamburan Rayleigh.
Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa langit warnanya biru? Padahal sinar matahari itu aslinya putih, lho!
Tapi di dalam cahaya putih itu sebenarnya ada semua warna dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, sampai ungu. Kayak pelangi, cuma nggak kelihatan aja kalau belum "dipecahin".
Nah, si cahaya biru ini punya panjang gelombang yang lebih pendek dibanding warna lain. Karena gelombangnya pendek, dia gampang banget "nyasar" alias tersebar ke mana-mana pas ketemu molekul udara kayak nitrogen dan oksigen di atmosfer.
Jadi pas cahaya matahari nyampe ke atmosfer Bumi, cahaya biru ini disebarin ke segala arah. Makanya, mata kita ngelihat langit jadi dominan biru. Bukan merah, bukan kuning tapi biru. Keren, ya?
Baca Juga: Masih Banyak UMKM Gagap Digital, Kemenko PM Luncurkan Program Perintis Berdaya
Kenapa Musim Kemarau Bikin Langit Lebih Biru?
Nah, masuk ke pertanyaan utama yakni kenapa langit terlihat lebih biru saat musim kemarau? Jawabannya simpel tapi keren, ini terjadi karena udaranya lebih bersih dan kering.
Di musim hujan, atmosfer penuh dengan uap air, awan tebal, dan partikel kecil seperti debu dan polusi. Semua ini bikin cahaya biru kesulitan buat menyebar secara maksimal.
Tapi saat kemarau, udara lebih jernih, kelembapan rendah, dan partikel pengganggu lebih sedikit. Hasilnya? Cahaya biru bisa menyebar lebih bebas dan dominan, bikin langit kelihatan lebih biru dan cerah.
Baca Juga: Siap-siap, Foto Instagram Kamu Bakal 'Hidup' Jadi 3D di Meta Quest!
Kapan dan di Mana Langit Terlihat Paling Biru?
Langit tuh biasanya kelihatan paling biru pas pagi sampe siang hari, apalagi pas matahari lagi tinggi-tingginya di atas kepala. Kenapa bisa gitu? Soalnya cahaya biru lagi banyak-banyaknya tersebar di atmosfer, jadi langit kelihatan makin biru deh!
Tapi nggak cuma waktu doang yang ngaruh. Tempat juga berpengaruh, lho. Kalau kamu lagi di tempat yang minim polusi kayak di pegunungan, pedesaan, atau daerah yang jauh dari kota warna, biru langitnya bisa kelihatan lebih cerah dan jernih banget. Bener-bener kayak di wallpaper!
Kalau kamu tinggal di kota besar, bisa jadi langitnya nggak se-biru itu karena banyaknya polusi udara. Tapi jangan sedih, kadang setelah hujan deras, udara jadi bersih sejenak dan langit bisa terlihat indah juga.
Baca Juga: Xiaomi Civi 5 Pro Pakai Chipset Terbaru Qualcomm Snapdragon 8s Gen 4, Performa Meningkat Drastis
Bukan Cuma Rayleigh, Ada Juga Hamburan Mie
Selain hamburan Rayleigh yang bikin langit biru, ada juga fenomena fisika yang disebut hamburan Mie (Mie scattering). Ini terjadi kalau ada partikel besar di udara, kayak debu atau tetesan air. Hamburan Mie ini biasanya bikin langit tampak putih pucat atau abu-abu, kayak saat mendung atau kabut.
Jadi, makin sedikit hamburan Mie di udara yang umum terjadi di musim kemarau, makin dominan efek Rayleigh, dan makin biru deh langitnya!
Langit biru di musim kemarau itu bukan cuma cantik buat difoto, tapi juga jadi bukti keren gimana alam bekerja secara alami dan ilmiah.
Dari cahaya matahari, molekul udara, sampai cuaca, semuanya saling bersinergi kasih kita langit yang indah.
Jadi, lain kali kamu lihat langit biru cerah, coba berhenti sejenak. Tarik napas dalam-dalam, nikmati warna biru itu, dan ingat kalau bumi ini punya banyak keindahan yang nggak selalu butuh filter Instagram.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber