Di tengah gejolak dinamika ekonomi global, fluktuasi pasar, dan percepatan transformasi teknologi, dunia usaha dihadapkan pada tantangan untuk berani beradaptasi dalam perubahan. Masalah ini cukup terbantu dengan hadirnya teknologi AI.
Menurut laporan World Economic Outlook 2025 dari IMF pada April 2025, pertumbuhan ekonomi global 2025 diproyeksikan melambat ke angka 2,8% dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3%, seiring eskalasi ketidakpastian kebijakan dan tensi geopolitik global. Indonesia pun tidak luput dari dampaknya.
Meski demikian, ekonomi Indonesia tetap memperlihatkan ketahanan relatif dan tumbuh positif. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 mencapai 4,87%.
Dr. Riyatno, S.H, LL.M Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi Republik Indonesia mengatakan, investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar kedua sebesar 29,15% pada tahun lalu. Di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini, ekonomi digital dan data center menjadi salah satu sektor industri prioritas yang berpotensi besar terhadap investasi.
“Tahun ini, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 130 miliar (atau 44% dari total proyeksi ekonomi digital di Asia Tenggara. Tentu ini potensi yang sangat besar. Karena itu kami mendorong kolaborasi triple helix yakni sinergi antara pemerintah, industri, dan juga akademisi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ujarnya dalam acara tahunan Grab Business Forum dengan tema “Beyond Bolder: Navigating Changes, Driving Growth” di Jakarta.
Baca Juga: PSBB Mulai Diberlakukan, Grab Hentikan Sementara Layanan GrabBike
Ekonom Senior sekaligus Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia periode 2013-2014Chatib Basri menambahkan bahwa ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam perekonomian global saat ini. Namun, mengambil analogi pembalap MotoGP Marc Marquez yang mampu bangkit meskipun jatuh 27 kali di musim yang sama, ketahanan justru dibentuk dari kemampuan beradaptasi saat menghadapi risiko, bukan dari usaha menghindarinya.
“Keberanian dalam bisnis dan ekonomi bukan soal berani ambil risiko semata, tapi tentang bagaimana tetap berpijak dan responsif ketika masa depan tidak pasti. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita terbiasa jatuh, namun jatuh dengan selamat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki tingkat keterpaparan yang relatif lebih rendah terhadap tekanan eksternal dibandingkan banyak negara lain. Dengan rasio ekspor terhadap PDB yang lebih kecil, dan ketergantungan terhadap pasar AS yang hanya sekitar 2,5% dari PDB, Indonesia dinilai memiliki ruang yang lebih stabil untuk bertahan dan tetap tumbuh.
“Di tengah dunia yang sedang goyah, kadang yang kita butuhkan bukan negara yang sempurna, tapi negara yang lebih baik dari alternatif lainnya. Indonesia mungkin bukan yang paling gemilang, tapi justru karena dunia sedang dalam masalah, kita menjadi relatif lebih menarik,” lanjutnya.
Baca Juga: Bill Gates Sebut AI Tak Akan Gantikan 3 Profesi Ini meski Makin Canggih, Apa Saja?
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi turut menggarisbawahi pentingnya keberanian untuk bereksperimen dan cermat dalam mengembangkan strategi baru. Di tengah pasar yang semakin dinamis, optimisme tetap menjadi relevan.
“Navigasi bisnis hari ini bukan soal menunggu kepastian, tapi bagaimana bertransformasi cepat lewat informasi data dan teknologi. Melalui acara ini, kami hadirkan sebagai wadah untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas sektor, menyusun strategi yang agile, dan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan tumbuh secara berkelanjutan,” kata Neneng.
Roy Nugroho Director of Grab For Business Grab Indonesia juga menambahkan, keberanian bereksperimen harus dibarengi dengan platform yang terpercaya untuk mendukung produktivitas, efisiensi, dan kontrol di perusahaan.
Kolaborasi dengan perusahaan sangat diperlukan untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih optimal, sangat dimungkinkan melalui solusi menyeluruh.
"Dengan teknologi yang kami kembangkan serta adopsi AI, kami bantu perusahaan untuk menyederhanakan operasional sehari-hari, mulai dari pengelolaan mobilitas, logistik, pengiriman makanan, kebutuhan pokok harian, sampai ke pengendalian biaya yang didukung dengan insight berbasis data,” tutupnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Liputan Langsung