INDOZONE.ID - Bitcoin kembali mencuri perhatian dunia dengan berhasil menembus angka $100 ribu untuk pertama kalinya pada 4 Desember 2024.
Pencapaian ini menjadi bukti kuatnya peran Bitcoin dalam mengubah lanskap keuangan global, didorong oleh kebijakan ramah kripto dan adopsi yang semakin meluas. Apa yang membuat Bitcoin melesat hingga titik ini? Mari telusuri lebih dalam.
Perjalanan Panjang Menuju Angka 100 Ribu USD
Bitcoin lagi-lagi menarik perhatian setelah resmi melampaui level psikologis $100 ribu pada 4 Desember 2024. Kenaikan ini tidak hanya mencerminkan harapan pasar terhadap cryptocurrency, tetapi juga menandakan perubahan besar yang telah berlangsung sejak Bitcoin pertama kali diperkenalkan 15 tahun yang lalu.
Dulunya hanya bernilai beberapa sen, Bitcoin saat ini memiliki nilai pasar mendekati $2 triliun, melebihi hampir semua perusahaan publik kecuali sejumlah sedikit raksasa teknologi.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Anjlok, Apa Penyebabnya?
Salah satu faktor utama peningkatan ini adalah keputusan Donald Trump yang mengangkat Paul Atkins, seorang penggila kripto, untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC).
Putusan ini memberikan sinyal yang jelas mengenai arah kebijakan yang lebih mendukung kripto di bawah pemerintahan yang baru.
Efek Pemilu AS terhadap Nilai Bitcoin
Transformasi pemerintahan di Amerika Serikat memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar kripto. Sejak Trump menang, nilai Bitcoin naik hampir 48%, dengan banyak pelaku pasar meyakini bahwa kebijakan yang mendukung kripto akan menjadi fokus utama.
Di samping itu, kepercayaan investor terhadap kestabilan ekonomi setelah pemilu juga berkontribusi pada peningkatan ketertarikan terhadap Bitcoin sebagai aset alternatif.
Di sisi lain, perusahaan seperti MicroStrategy merasakan manfaat dari lonjakan harga ini. Melalui strategi investasi yang besar dalam Bitcoin, saham MicroStrategy meroket hingga 500% sepanjang tahun, menjadikannya salah satu perdagangan terpopuler di Wall Street.
Dubai dan Lonjakan Aktivitas Kripto
Di belahan dunia yang lain, Dubai terus mengukuhkan posisinya sebagai pusat internasional untuk inovasi kripto. Aturan yang tidak ketat menjadikan emirat ini menarik banyak perusahaan yang berkaitan dengan kripto, meskipun hal ini juga menciptakan peluang untuk aktivitas penipuan.
Perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Dubai dituduh telah mendirikan platform investasi yang menjanjikan imbal hasil tinggi namun menggunakan uang dari investor baru untuk membayar investor lama, serupa dengan skema Ponzi.
Baca Juga: Gelar Event Crypto Terbesar di Dunia, Akademi Crypto Sambut Bitcoin Halving
Upaya mengatasi aktivitas ilegal ini terus dilakukan, sejalan dengan usaha pemerintah Uni Emirat Arab agar keluar dari "gray list" yang dikeluarkan oleh Financial Action Task Force (FATF). Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat peluang besar
Elon Musk dan Fokus Ekonomi AS
Sementara itu, Elon Musk, salah satu pemimpin bisnis terkenal, sedang aktif memengaruhi kebijakan ekonomi di Washington. Bersama Vivek Ramaswamy, Musk mendukung pemotongan anggaran federal sebesar $2 triliun, lebih besar dari total belanja tahunan AS untuk operasi lembaga pemerintah.
Perjalanan ini memperlihatkan bahwa dampak pengusaha besar tidak hanya terfokus pada sektor swasta, tetapi juga mulai menginfiltrasi kebijakan publik yang lebih luas.
Dampak Musk juga terlihat dalam ketertarikan beliau terhadap dunia kripto. Sebelumnya, Musk terkenal sebagai salah satu penyokong utama Bitcoin dan Dogecoin, dengan cuitan serta tindakan yang sering memengaruhi fluktuasi harga pasar.
Optimisme Ekonomi di Bawah Pemerintahan Baru
Baca Juga: Pasar Kripto Masih Berhati-hati Terhadap Kebijakan The Fed
Kemenangan Trump memicu gelombang harapan di kalangan para eksekutif bisnis. Dalam survei terbaru, sebagian besar pemimpin perusahaan mengungkapkan niat untuk meningkatkan belanja dan memperluas bisnis pada 2025.
Ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik menjadi pendorong tambahan bagi kenaikan harga Bitcoin, karena mata uang kripto sering dipandang sebagai pelindung terhadap ketidakpastian ekonomi.
Dengan harapan ini, Bitcoin tidak hanya berperan sebagai instrumen investasi, tetapi juga sebagai lambang dari pergeseran paradigma ekonomi dunia.
Aset digital saat ini memperoleh pengakuan yang lebih luas, tidak hanya sebagai pengganti mata uang tetapi juga sebagai sarana diversifikasi portofolio.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram @volix.media, Bloomberg.com