Pasar Kripto Masih Berhati-hati Terhadap Kebijakan The Fed

Ilustrasi kripto (Freepik)

INDOZONE.ID - Pelaku industri kripto di Indonesia menyatakan bahwa pasar masih merespons dengan hati-hati meskipun Federal Reserve AS telah menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November dan Desember. Penurunan ini diharapkan bisa memberi dorongan bagi pasar kripto, namun reaksi investor masih cenderung waspada.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan penurunan suku bunga biasanya dianggap sebagai angin segar bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya. Namun, kondisi ekonomi global yang tidak stabil serta ketidakpastian geopolitik membuat investor lebih memilih pendekatan “wait-and-see.”

Baca Juga: Remaja 13 Tahun Asal Indonesia Ini Berhasil Ciptakan Koin Kripto Sendiri

“Pasar masih berada dalam fase konsolidasi. Banyak investor menunggu kejelasan lebih lanjut dari kebijakan Federal Reserve sebelum mengambil langkah lebih agresif,” ujarnya di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Harga Bitcoin (BTC) saat ini berkisar di angka 62.000 dolar AS, setelah sempat turun ke 59.000 dolar AS akibat laporan inflasi Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi tahunan mencapai 2,4 persen, sedikit di atas proyeksi 2,3 persen, sedangkan inflasi inti mencapai 3,3 persen, melebihi prediksi 3,2 persen.

Baca Juga: Karyawan Ini Cari Uang Tambahan dengan Bangun Penambangan Bitcoin Ilegal di Sekolah

Menurut Oscar, inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi memberikan tekanan tambahan pada aset berisiko seperti Bitcoin. Meskipun begitu, ia optimis bahwa dalam jangka menengah hingga panjang, Bitcoin memiliki peluang untuk kembali menguat, terutama jika inflasi berhasil dikendalikan dan kebijakan moneter mulai melonggar.

“Jika kondisi ekonomi global membaik dan pelonggaran moneter terus berlanjut, saya melihat peluang besar untuk Bitcoin pulih,” tambahnya.

Selain itu, menjelang pemilihan presiden AS tahun 2024, spekulasi terkait kemungkinan terpilihnya pemimpin yang mendukung aset digital juga bisa menjadi faktor positif bagi pasar kripto. Investor berharap bahwa kebijakan ekonomi global yang lebih mendukung akan mendorong pemulihan di sektor ini.