INDOZONE.ID - Intel, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, sedang menghadapi tantangan besar. Saham Intel anjlok tajam setelah berita bahwa perusahaan ini akan memangkas 15 persen dari tenaga kerjanya.
Keputusan ini diambil setelah penurunan pendapatan yang signifikan dan kerugian miliaran dolar di divisi bisnis foundry chip mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan di balik penurunan saham Intel, dampaknya terhadap perusahaan, serta bagaimana masa depan Intel di industri semikonduktor yang semakin kompetitif.
Latar Belakang Penurunan Saham Intel
Penurunan saham Intel ini merupakan yang terbesar dalam setengah abad terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat, saham Intel diperdagangkan pada harga $21,48 — angka yang belum pernah terlihat sejak tahun 2013.
Penurunan ini dipicu oleh pengumuman bahwa Intel akan memberhentikan 15 persen dari tenaga kerjanya dan menghentikan pembayaran dividen saham.
Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk mengamankan cadangan keuangan perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat, terutama dari rival utama mereka, Nvidia.
Intel mengalami penurunan pendapatan sebesar 31 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, serta kerugian sebesar $7 miliar di divisi foundry chip mereka.
CEO Intel, Pat Gelsinger, mengumumkan bahwa langkah-langkah penghematan biaya yang akan diambil dapat menghemat $10 miliar pada tahun 2025.
Namun, banyak yang meragukan apakah langkah-langkah ini cukup untuk mengembalikan posisi Intel sebagai pemimpin industri.
Baca Juga: Tanggapan Intel Mengenai Isu Crash pada Prosesor Gen-13 dan Gen-14
Persaingan Ketat di Industri Semikonduktor
Industri semikonduktor saat ini sedang menghadapi banyak tantangan, tidak hanya Intel. Perusahaan-perusahaan besar lainnya seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan Samsung juga mengalami penurunan saham.
Nvidia, yang kini menjadi pemimpin dalam teknologi AI, bahkan sedang menghadapi investigasi antitrust oleh Departemen Kehakiman AS.
Namun, posisi Intel sangat sulit karena mereka telah tertinggal jauh dari pesaing mereka. Intel pernah menjadi perusahaan yang mendorong inovasi teknologi semikonduktor, namun kini mereka tidak lagi berada di posisi terdepan.
Kegagalan Intel untuk berinvestasi dalam teknologi ultraviolet ekstrem yang lebih hemat biaya telah memaksa mereka untuk mengalihdayakan 30 persen dari produksi mereka ke TSMC, yang notabene adalah pesaing mereka.
Penyebab Penurunan Saham Intel
Penurunan saham Intel tidak terjadi dalam semalam. Masalah ini telah dimulai sejak lama, dengan Intel harus melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran pada Oktober 2022 setelah lonjakan pendapatan sementara yang didorong oleh pandemi Covid-19.
CEO saat ini, Pat Gelsinger, mewarisi perusahaan yang telah mengalami kemunduran selama satu dekade ketika ia mulai menjabat pada tahun 2021.
Intel juga melakukan taruhan besar pada bisnis foundry mereka dengan membangun tiga fasilitas di AS dan tiga di luar negeri untuk memproduksi chip semikonduktor.
Namun, langkah ini belum membuahkan hasil yang memuaskan, dan Intel terus tertinggal dalam inovasi teknologi.
Penurunan saham Intel juga dipengaruhi oleh laporan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal Juni 2024.
Penangguhan pembayaran dividen dan rencana untuk memangkas pekerjaan juga tidak membantu meningkatkan kepercayaan investor.
Dampak Penurunan Saham Intel
Penurunan saham Intel telah menghapus sekitar $25 miliar dari nilai pasar perusahaan. Ini adalah penurunan terburuk sejak tahun 2000, ketika pasar saham mengalami krisis dot-com.
Nilai pasar Intel sekarang berada di angka $96,76 miliar, jauh di bawah puncaknya yang pernah mencapai $500 miliar pada tahun 2000.
Investor semakin khawatir tentang masa depan Intel, terutama setelah perusahaan melaporkan kerugian bersih sebesar $1,6 miliar pada kuartal kedua 2024, dibandingkan dengan pendapatan bersih sebesar $1,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Margin kotor perusahaan juga mengalami penurunan, yang menambah tekanan pada profitabilitas perusahaan di kuartal-kuartal mendatang.
Baca Juga: Intel Gaudi 3, Tantangan Baru bagi Dominasi NVIDIA di Pasar AI Accelerator
Langkah-Langkah Penghematan Biaya
Untuk menghadapi situasi ini, Intel telah mengumumkan serangkaian inisiatif penghematan biaya yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan profitabilitas dan efisiensi operasional.
Beberapa langkah yang diambil termasuk realokasi struktur dan operasi, pengurangan jumlah karyawan, dan pemotongan belanja modal.
Intel berharap langkah-langkah ini akan membantu mereka mencapai model bisnis yang berkelanjutan dengan sumber daya keuangan yang cukup untuk mendukung strategi jangka panjang mereka.
Intel juga telah mengumumkan rencana untuk mengurangi total belanja modal sebesar lebih dari seperlima, menjadi antara $25 miliar hingga $27 miliar tahun ini dan antara $20 miliar hingga $23 miliar pada tahun 2025.
Perusahaan juga berencana untuk memangkas biaya operasional menjadi sekitar $20 miliar tahun ini dan $17,5 miliar pada tahun 2025, dengan pengurangan lebih lanjut diharapkan pada tahun 2026.
Pemutusan Hubungan Kerja dan Penangguhan Dividen
Salah satu langkah paling kontroversial yang diambil Intel adalah pemutusan hubungan kerja terhadap 15.000 karyawan, atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja mereka.
Sebagian besar karyawan yang terdampak akan diberhentikan pada akhir tahun ini. Selain itu, Intel juga menghentikan pembayaran dividen mulai kuartal keempat sebagai langkah untuk menjaga likuiditas perusahaan guna mendukung investasi di masa depan.
CEO Intel, Pat Gelsinger, mengatakan bahwa langkah-langkah ini diperlukan untuk menghadapi situasi keuangan perusahaan yang semakin sulit. Gelsinger juga mengakui bahwa keputusan ini adalah salah satu perubahan paling signifikan dalam sejarah perusahaan.
Masa Depan Intel dan Industri Semikonduktor
Penurunan saham Intel tidak hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga pada industri semikonduktor global. Penurunan saham Intel menyebabkan saham-saham perusahaan semikonduktor lainnya juga ikut jatuh.
Nvidia, misalnya, mengalami penurunan 1,78 persen pada penutupan pasar Jumat, sementara TSMC dan Samsung masing-masing turun lebih dari 4 persen.
Para analis industri menilai bahwa Intel telah melewatkan peluang untuk memanfaatkan lonjakan permintaan akan kekuatan komputasi yang didorong oleh AI.
Sementara Nvidia dan perusahaan lainnya berhasil mendapatkan keunggulan kompetitif, Intel justru tertinggal.
Intel juga gagal mengenali pergeseran dalam industri semikonduktor, di mana berbagai bagian dari proses produksi — seperti desain, manufaktur, dan pengemasan — telah menjadi lebih terspesialisasi dan sering kali ditangani oleh perusahaan yang berbeda.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Thenationalnews.com, Vox.com