INDOZONE.ID - DeepSeek memperkenalkan model AI besar terbaru dari Tiongkok di dunia kecerdasan buatan atau AI.
DeepSeek dirasakan menjadi pesaing kuat melawan raksasa AI, yaitu OpenAI, Anthropic, Meta, dan Google.
Model ini tak cuma open-source, tapi juga rancangannya jauh lebih murah dibandingkan kompetitornya.
Kehadiran DeepSeek mendapat sorotan, mulai dari antusias mengenai potensi yang dimiliki hingga kekhawatiran mengenai efek yang dihasilkannya.
Baca Juga: Profil Liang Wenfeng: Pendiri DeepSeek AI yang Diduga Diam-diam Kumpulin Chip Nvidia
Salah satu kekhawatiran utama adalah kenyataan bahwa data pengguna disimpan di server yang ada di Tiongkok, membawa ancaman pada keamanan dan privasi.
Di samping itu, DeepSeek menunjukkan pola seleksi informasi yang mirip dengan sensor internet di Tiongkok, menimbulkan diskusi mengenai kebebasan informasi dalam kecerdasan buatan.
DeepSeek tidak hanya menarik perhatian karena kelebihannya sebagai model AI lebih ekonomis, tetapi juga karena metode sensor yang digunakan.
Berbagai isu sensitif seperti hak asasi manusia Uyghur, kelompok Falun Gong, peristiwa Tiananmen, dan kebijakan pemerintah Tiongkok sulit atau bahkan tidak mungkin dibicarakan melalui model ini.
Saat ditanya mengenai topik-topik tersebut, DeepSeek merespon dengan pernyataan sebagai berikut:
"Maaf, itu bukan dalam jangkauan saya."
"Mari kita bahas topik lain."
"Saya masih belum paham bagaimana mengatasi pertanyaan ini."
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Digitaltrends.com