Hukum kedua termodinamika memberikan kita petunjuk tentang "arah waktu".
Hukum ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta cenderung menuju ketidakteraturan atau entropi.
Contohnya, panas mengalir dari benda panas ke benda dingin, dan telur yang sudah pecah tidak mungkin kembali utuh.
Gavassino menganalisis apa yang terjadi jika sebuah pesawat ruang angkasa melintasi CTC.
Sesuai hukum termodinamika, entropi di dalam pesawat harus meningkat.
Namun, untuk menjaga konsistensi alam semesta, entropi itu juga harus kembali ke keadaan awal sebelum pesawat memasuki CTC.
Fenomena ini dapat digambarkan dengan partikel tak stabil di dalam pesawat yang secara spontan meluruh di awal perjalanan, namun menjelang akhir putaran, partikel tersebut terbentuk kembali.
Menariknya, Gavassino menemukan bahwa meskipun secara fisik perjalanan waktu mungkin dilakukan, ada konsekuensi besar, kamu akan kehilangan semua ingatan tentang apa pun yang terjadi selama perjalanan tersebut.
"Ingatan dapat dimodelkan secara sederhana sebagai hasil interaksi, di mana suatu objek meninggalkan jejak keadaan awalnya pada keadaan 'penyimpan ingatan'," jelas Gavassino mengutip iflscience, Minggu (12/1/2025).
Namun, dalam perjalanannya melalui CTC, ingatan tersebut akan terhapus sebelum kamu menyelesaikan putaran waktu.
Dengan kata lain, kamu mungkin bisa kembali ke masa lalu, tetapi tanpa membawa informasi baru apa pun dari perjalanan itu.
Dalam konteks paradoks kakek, Gavassino menegaskan bahwa alam semesta akan beradaptasi agar tetap konsisten.
"Sebagian besar fisikawan dan filsuf di masa lalu berpendapat bahwa jika perjalanan waktu itu ada, alam akan selalu menemukan cara untuk mencegah situasi yang bertentangan," ungkapnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: IFL SCIENCE