Kategori Berita
Media Network
Rabu, 17 JANUARI 2024 • 12:12 WIB

13% Remaja di AS Menggunakan ChatGPT untuk Mengerjakan Tugas Sekolah, Apakah Termasuk Curang?

Ilustrasi seorang siswa mengerjakan PR.

INDOZONE.ID - Studi baru Pew Research Center menemukan bahwa sekitar satu dari lima remaja yang pernah mendengar tentang ChatGPT, mengaku menggunakan teknologi OpenAI untuk membantu mereka mengerjakan tugas sekolah.

Para peneliti menentukan bahwa mayoritas remaja mengetahui ChatGPT, sehingga mereka menyimpulkan bahwa 13% dari seluruh remaja Amerika Serikat (AS), telah menggunakan chatbot untuk menyelesaikan tugas mereka.

Tim tersebut mensurvei remaja berusia 13 hingga 17 tahun dan menemukan bahwa siswa yang lebih tua cenderung menggunakan ChatGPT untuk tugas kelas.

“Anda tidak bisa menghentikan orang untuk menggunakannya, jadi sekarang pertanyaannya adalah bagaimana cara terbaik menggunakannya,” kata Pengcheng Shi, dekan di Departemen Ilmu Komputasi dan Informasi di Institut Teknologi Rochester.

Baca Juga: Google PHK Ratusan Pekerjanya, Apa Penyebabnya Ya?

ChatGPT telah menimbulkan banyak pertanyaan sejak dirilis untuk penggunaan publik hampir setahun yang lalu, dengan pertanyaan utama adalah: Kapan penggunaannya etis dan dapat diterima?

Pew Research Center menemukan bahwa sebagian besar siswa percaya bahwa ChatGPT boleh digunakan untuk meneliti topik baru, namun tidak demikian untuk memecahkan masalah matematika.

Ilustrasi ChatGPT. (Freepik/user850788)

Hanya sedikit remaja yang berpikir bahwa menggunakannya untuk menulis esai dapat diterima. Sekitar 20% siswa mengaku tidak yakin dengan etika pemanfaatan teknologi pada ketiga skenario tersebut.

“Saya pikir tekanan di sini lebih sedikit pada mahasiswa, dan lebih banyak tekanan pada fakultas untuk benar-benar menemukan cara untuk menerapkan teknologi baru,” kata Jamie Cohen, asisten profesor studi media di CUNY Queens College.

Baca Juga: 110 Ide Nama Sorotan IG Aesthetic untuk Highlight Instagram

Ia menyamakan pelarangan penggunaan ChatGPT dengan pengajaran pantangan di kelas pendidikan seks, yang dikaitkan dengan tingkat kehamilan remaja yang lebih tinggi.

“Anda harus menjelaskan bagaimana sistem ini bekerja, apa saja kumpulan datanya, mengapa kumpulan data tersebut memiliki kelemahan dan mengapa ini bukan cara yang dapat diterima dalam menyerahkan makalah,” kata Cohen.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: New York Post

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

13% Remaja di AS Menggunakan ChatGPT untuk Mengerjakan Tugas Sekolah, Apakah Termasuk Curang?

Link berhasil disalin!