Kategori Berita
Media Network
Selasa, 16 JANUARI 2024 • 13:25 WIB

Perusahaan Inggris Ciptakan Bahan Bakar Pesawat Jet dari Kotoran Manusia

Ilustrasi pengisian bahan bakar pesawat.

INDOZONE.ID - Mungkin kita pernah mendengar minyak goreng sebagai bahan bakar pesawat jet, namun bagaimana dengan bahan bakar dari kotoran manusia? Bahan bakar pesawat jet dari bahan tidak biasa inilah yang sedang dikembangkan oleh Firefly Green Fuels, sebuah perusahaan penerbangan yang berbasis di Gloucestershire, Inggris.

Meskipun bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) bukanlah hal baru, gagasan untuk menggunakan limbah-limbah yang melimpah dan tidak dapat dihindari, seperti kotoran manusia merupakan hal baru.
 
Selain itu, bahan bakar dari kotoran manusia atau makhluk hidup lain, mungkin saja bisa menjadi solusi baru di masa depan. 
 
Mengingat banyaknya emisi yang dihasilkan oleh industru penerbangan komersial, yakni sekitar 2,5% emisi karbon global. Sedangkan SAF diperkirakan dapat mengurangi hingga 65% dari pengurangan emisi yang diperlukan agar penerbangan dapat mencapai net-zero pada tahun 2050.
 
 
SAF terbakar seperti bahan bakar jet pada umumnya dan menghasilkan jumlah emisi yang sama saat pesawat sedang terbang, namun jejak karbonnya lebih rendah selama seluruh siklus produksinya. Karena biasanya dibuat dari tanaman yang telah menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer saat terbang.
 
Dalam kasus bahan bakar dari kotoran, kotoran tersebut terbuat dari tumbuhan dan makanan lain yang telah dimakan manusia dan melewati sistem pencernaan. CO2 yang diserap, dilepaskan kembali ke atmosfer ketika SAF terbakar, sedangkan pembakaran bahan bakar jet yang terbuat dari bahan bakar fosil mengeluarkan karbon yang telah dikunci.
 
Sejauh ini, limbah ini merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan dalam SAF. Karena ity, CEO Firefly James Hygate menilai, bahwa ini adalah peluang yang terlewatkan. 
 
“Jumlahnya sangat banyak, ada di mana-mana di dunia dan saat ini tidak ada manfaatnya karena menjadikannya bahan yang bernilai sangat rendah,” katanya dilansir CNN, Selasa (16/1).
 
Itu sebabnya perusahaan yang merupakan spin-off dari Green Fuels, yang telah mengembangkan bahan bakar rendah karbon sejak awal tahun 2000-a ini beralih ke bahan bakar jet dari kotoran manusia.
 
Untuk mengubah kotoran manusia menjadi bahan bakar yang dapat digunakan, Firefly menggunakan metode yang disebut pencairan hidrotermal, yang baik untuk limbah basah.
 
Dengan menggabungkan tekanan tinggi dan panas, ia mengubah limbah menjadi biochar yang kaya karbon (bubuk yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman) dan minyak mentah.
 
Sejauh ini produksinya masih dalam skala kecil di laboratorium. Namun hasil awalnya cukup menjanjikan, dengan analisis independen yang dilakukan oleh para peneliti di universitas-universitas di Eropa dan Amerika Serikat, yang menemukan bahwa bahan bakar tersebut hampir identik dengan bahan bakar jet fosil standar. 
 
Bahkan, menurut analisis siklus hidup yang dilakukan oleh Cranfield University di Inggris, bahan bakar ini juga memiliki jejak karbon 90% lebih rendah dibandingkan bahan bakar jet standar.
 
Dengan temuan ini, Firefly ingin meningkatkan produksinya di tahun-tahun mendatang. Perusahaan mengharapkan untuk mengajukan permohonan tahun ini untuk proses kualifikasi bahan bakar ke badan standar ASTM Internasional. 
 
Kemudian mereka akan mulai membangun fasilitas pemrosesan di Inggris, yang diharapkan Hygate akan beroperasi sebelum tahun 2030 dan mampu menghemat 100,000 ton minyak mentah hayati per tahun, atau memproduksi sekitar 40 juta liter SAF dari kotoran manusia. Sebagai gambaran, itu cukup untuk 800 penerbangan dari London ke New York.
 
Dari segi komersialisasi, bahan bakar ini akan lebih mahal dibandingkan minyak tanah konvensional yang digunakan pada pesawat terbang, namun lebih murah untuk diproduksi dibandingkan bahan bakar nabati lainnya. Hanya saja, untuk mendapatkan limbah ini harus mudah dan murah.
 
Dalam hal ini, Firefly sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan utilitas air di Inggris. Namun Hygate mengakui, bahwa pembiayaan fasilitas pemrosesan bisa menjadi sebuah tantangan. 
 
“Ini adalah proyek infrastruktur besar yang membutuhkan dana agar bisa benar-benar membuahkan hasil,” katanya. 
 
Sejauh ini, perusahaan tersebut menerima hibah penelitian senilai $2,5 juta atau sekitar Rp38.75 miliar dari Pemerintah Inggris dan Investasi sebesar US$6,3 juta atau sekitar Rp97,65 miliar dari maskapai penerbangan Eropa Wizz Air.
 
Namun, kuantitas limbah merupakan salah satu hal yang tidak dapat ditingkatkan. Hygate memperkirakan bahwa jika semua limbah limbah Inggris yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar penerbangan, jumlah tersebut hanya akan memenuhi 5% permintaan bahan bakar jet di Inggris. Oleh karena itu, minyak ini harus digunakan bersama dengan bahan baku SAF lainnya, seperti minyak lobak.

Writer: Victor Median


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: CNN

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Perusahaan Inggris Ciptakan Bahan Bakar Pesawat Jet dari Kotoran Manusia

Link berhasil disalin!