Baru-baru ini portal berita asal negeri Sakura, Jepang, Nicovideo melaporkan bahwa Pusat Nasional untuk Urusan Konsumen di Jepang telah melaporkan, kasus anak-anak dan remaja yang menghabiskan uang orang tua mereka untuk video game online dan donasi ke streamer dan YouTuber Virtual telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan para anak-anak dan remaja di Jepang harus istirahat panjang secara paksa dari kegiatan sekolah mereka akibat pandemi COVID-19.
Dilaporkan pada bulan Mei tahun ini, dua anak sekolah dasar ditemukan telah menghabiskan lebih dari JPY1,5 juta (IDR187 juta) untuk video game online menggunakan perangkat tablet yang digunakan bersama oleh keluarga.
Baca Juga: Tak Mau Ketinggalan, Ubisoft Kembangkan Game Blockchain lewat REVV Motorsport
Orang tua mereka diketahui telah mendaftarkan dua nomor kartu kredit pada perangkat tablet tersebut. Hal ini memungkinkan kedua anak untuk menggunakannya tanpa izin dari orang tuanya.
Email konfirmasi pembayaran dari perusahaan kartu kredit dikirim ke tablet, tetapi anak-anak memasukkannya ke folder 'Junk Mail' dan orang tua tidak menyadari saat melakukan finansial damage.
Tak hanya itu, bulan Mei lalu juga, pria berusia 40 tahun dari Kanto mengungkapkan jika putrinya telah menggunakan aplikasi streaming dan memberikan donasi sekitar JPY 200 ribu (IDR24 juta) untuk para streamer. Mei tahun ini seorang Ibu mengungkapan putranya menghabiskan JPY700 ribu (IDR87 juta) untuk para streamer ataupun virtual YouTuber.
Dalam menangani kasus tersebut, Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang telah memperingatkan jika akan terjadi lonjakan peningkatan yang tajam akan kasus anak-anak dalam menggunakan game dan aplikasi streaming saat liburan sekolah.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: