Ilustrasi tampilan game Call of Duty: Warzone besutan Activision (photo/Activision)
Menjadi game free-to-play alias gratis, tentu masalah yang harus ditangani dengan serius oleh developer di Call of Duty: Warzone saat ini adalah cheater. Pasalnya mereka bisa membuat akun baru ketika sudah terkena ban oleh sistem anti-cheat di game tersebut.
Dan baru saja Raven Software selaku pengembang dari Call of Duty: Warzone melaporkan bahwa kini mereka sudah melakukan ban terhadap 50.000 pemain di bulan Juli sampai Agustus kemarin.
???? Today we banned over 50,000 accounts in #Warzone.
— Raven Software (@RavenSoftware) August 11, 2021
More importantly, we are listening and hard at work behind the scenes.
We will have more info for you soon.
Dengan ini maka sudah ada lebih dari 500.000 pemain Call of Duty: Warzone yang terkena ban. Tetapi game tersebut sampai saat ini masih belum bersih dari para cheater karena mereka bisa membuat akun baru.
Salah seorang leaker terkenal bernama Tom Henderson pun mengklaim jika dalam waktu dekat ini Activision bakal mengganti sistem anti-cheat dari Call of Duty: Warzone dan juga game Call of Duty lainnya.
Henderson mengatakan bahwa sistem anti-cheat baru ini sudah dikembangkan oleh Activison selama kurang lebih satu tahun ini.
A new anti-cheat system for the next Call of Duty title has been in development for over a year. The same system will be implemented into Warzone.
— Tom Henderson (@_Tom_Henderson_) August 11, 2021
"Sistem anti-cheat baru untuk game Call of Duty telah dikembangkan selama lebih dari satu tahun. Sistem ini juga bakal diimplementasikan di Warzone," tulis Tom Henderson melalui akun Twitter-nya.
Sekedar informasi, Call of Duty: Warzone adalah game battle royale free-to-play besutan Activision yang kini bisa kalian mainkan di platform console dan juga PC. Kini game tersebut menjadi salah satu game dengan jumlah pemain yang cukup banyak di seluruh dunia.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: