Cowo lebih senang main game/Freepik
INDOZONE.ID - Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa dunia gaming terutama game kompetitif kayak Mobile Legends, Dota 2, atau PUBG, lebih sering diisi sama cowok? Nggak cuma sebagai pemain biasa, tapi juga di ranah pro player, streamer, bahkan turnamen besar. Kok bisa, ya?
Padahal sekarang udah makin banyak cewek yang jago main game juga. Tapi tetap aja, cowok kelihatan lebih dominan. Nah, sebenarnya ini bukan soal “cowok lebih jago” atau “cewek nggak cocok main game”, tapi ada penjelasan menarik dari sisi psikologi, sains, dan sejarah industri gaming itu sendiri.
Baca juga: Wajib Masuk Watchlist! Ini Dia 5 YouTuber Gamer Indo Paling Seru
Salah satu alasan paling umum adalah cowok cenderung lebih tertarik pada kompetisi. Ini bukan stereotip kosong, tapi ada dasar biologisnya.
Menurut studi psikologi, hormon testosteron punya peran besar dalam memicu rasa suka terhadap persaingan dan tantangan. Itulah kenapa banyak cowok merasa tertantang saat bermain game yang butuh strategi, duel satu lawan satu, atau kerja sama tim yang intens. Game seperti MOBA, FPS, atau battle royale sering jadi tempat mereka unjuk gigi.
Siapa sih yang nggak senang menang? Tapi buat sebagian cowok, euforia saat menang dalam game bisa terasa sangat intens.
Saat menang, otak akan memproduksi dopamin, hormon kebahagiaan, yang bikin mereka pengin main lagi dan lagi. Apalagi kalau bisa naik rank, dapet MVP, atau berhasil comeback di game yang ketat. Rasa puas itu bikin mereka betah duduk lama di depan layar.
Banyak game dirancang dengan sistem eksplorasi, tantangan ekstrem, atau pilihan yang berisiko tinggi. Nah, cowok cenderung lebih tertarik sama aktivitas berisiko, dari naik motor ngebut sampai ambil keputusan nekat di game. Mereka suka sensasi itu, dan game jadi medium yang “aman” buat menyalurkannya.
Game online yang digemari gamers Indonesia (googleplay)
Nggak bisa dipungkiri, dari awal, industri game lebih menyasar cowok sebagai target utama. Game-game awal di tahun '80 dan '90-an banyak bertema tembak-tembakan, olahraga, perang, atau petualangan, genre yang secara visual dan narasi lebih “maskulin”.
Karakter utama dalam game juga mayoritas cowok. Baru belakangan ini representasi perempuan di game mulai diperhatikan. Tapi karena pengaruh awal itu, cowok udah lebih dulu “nyemplung” ke dunia gaming.
Dulu, ada anggapan kalau cewek yang suka game itu “tomboy”, “nggak feminin”, atau “aneh”. Hal ini bikin banyak cewek jadi enggan menunjukkan kalau mereka suka game, apalagi ikut kompetisi.
Tapi sekarang? Mindset itu pelan-pelan luntur. Semakin banyak cewek gamer yang berani unjuk diri, dari streamer sampai pro player. Game bukan lagi milik satu gender. Semua bisa ikut, semua bisa jago.
Punya pacar atau gebetan yang hobi main MOBA atau game lain bisa jadi tantangan sendiri. Tapi bukan berarti hubungan jadi hambar. Justru ini bisa jadi kesempatan buat saling kenal lebih dalam.
Berikut beberapa tips ringan buat kamu yang punya pasangan gamer:
Kamu nggak perlu langsung ngerti mekanik hero atau build item yang ribet. Tapi, nunjukin rasa penasaran dan nanya-nanya soal game yang dia mainin bisa bikin dia ngerasa dihargai. Bahkan sekadar tahu nama game dan role dia di tim bisa bikin obrolan makin seru.
Kalau kamu tertarik, nggak ada salahnya coba main bareng. Minta diajari basic-nya, siapa tahu kamu jadi suka. Atau, kalau nggak mau main, cukup nonton dia sambil kasih semangat. Dukungan sekecil itu bisa bikin hubungan makin hangat.
Main game bisa jadi pelarian dari stres. Jadi, biarkan dia punya waktu buat main. Tapi kalau udah kelewat batas, obrolin baik-baik. Nggak harus marah, cukup ajak kompromi soal waktu supaya tetap adil buat kalian berdua.
Kalau kamu mulai ngerasa “kalah saing” sama game, jangan dipendam. Ungkapin perasaanmu secara terbuka dan jujur. Daripada sebel sendiri, lebih baik bahas bareng. Cari titik tengah yang nyaman buat kalian.
Baca juga: Gamer Merapat! Ini Deretan Game Hype yang Rilis Juni 2025
Meskipun sejarah awalnya didominasi cowok, dunia game sekarang udah jauh lebih inklusif. Banyak cewek yang bukan cuma jago main, tapi juga bikin game, nge-stream, atau bahkan jadi analis esports.
Jadi, ke depan kemungkinan besar jumlah gamer cewek dan cowok bakal makin seimbang. Yang penting, dunia game adalah ruang buat semua orang, mau kamu main buat fun, buat healing, atau buat cari cuan.
Dan kalau pasangan kamu gamer, itu bukan red flag. Asal saling ngerti, saling dukung, dan sama-sama tahu kapan harus berhenti main dan mulai saling mendengarkan, hubungan kamu bisa tetap sehat dan fun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram