Saat kondisi ini terpenuhi, bahan peledak akan meledak, menghancurkan otak pengguna secara instan.
Proyek ini menimbulkan pertanyaan etis dan kontroversi mengenai batas antara dunia virtual dan konsekuensi nyata.
Meskipun Luckey menyatakan, perangkat ini hanya sebagai 'karya seni kantor', ide menggabungkan risiko nyata dengan pengalaman virtual menantang pemikiran tradisional, tentang keamanan dan tanggung jawab dalam pengembangan teknologi.
Baca Juga: Terinspirasi Anime Sword Art Online, VR Ini Bisa Bunuh Pemain jika Kalah Dalam Game
Meskipun perangkat ini belum digunakan secara praktis, konsepnya membuka diskusi tentang bagaimana realitas virtual dapat berkembang di masa depan.
Dengan menambahkan elemen risiko nyata, pengalaman VR dapat menjadi lebih mendalam, tetapi juga menuntut pertimbangan serius mengenai implikasi etis dan keselamatan pengguna.
Palmer Luckey dikenal sebagai inovator di bidang realitas virtual sejak mendirikan Oculus, yang kemudian diakuisisi Facebook pada tahun 2014.
Setelah meninggalkan Oculus, ia mendirikan Anduril, sebuah perusahaan kontraktor pertahanan yang berfokus pada pengembangan teknologi militer canggih.
Baca Juga: PC Game Pass Segera Hadir di Steam? Ini Rumor yang Beredar!
Proyek headset VR mematikan ini, menunjukkan sisi eksperimental dan provokatif dari pendekatan Luckey terhadap teknologi.
Komunitas teknologi dan industri game bereaksi beragam terhadap pengumuman ini.
Beberapa melihatnya sebagai eksperimen seni yang menantang batas. Sementara yang lain, mengkhawatirkan implikasi etis dan potensi bahaya dari menggabungkan risiko nyata dengan hiburan virtual.
Diskusi ini mencerminkan ketegangan antara inovasi dan tanggung jawab dalam pengembangan teknologi mutakhir.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Vice.com, Roadtovr.com