Samsung Galaxy Z Fold 4 dan Google Pixel Fold, misalnya, dibanderol dengan harga yang jauh di atas ponsel flagship lainnya. Bagi sebagian orang, harga yang tinggi ini mungkin tidak sebanding dengan manfaat yang ditawarkan.
Ekosistem smartphone lipat masih dalam tahap perkembangan, dan banyak aplikasi yang belum dioptimalkan sepenuhnya untuk form factor yang unik ini.
Akibatnya, beberapa aplikasi mungkin tidak memanfaatkan layar yang lebih besar dengan baik, menyebabkan pengalaman pengguna yang tidak konsisten.
Meskipun demikian, dengan semakin banyaknya adopsi pasar, para pengembang aplikasi kemungkinan akan berinvestasi lebih banyak dalam mengoptimalkan aplikasi mereka untuk layar lipat.
Meskipun layar yang lebih besar seharusnya memberikan pengalaman menonton yang lebih baik, aspek rasio pada kebanyakan smartphone lipat saat ini menyebabkan beberapa masalah.
Saat menonton film di Netflix atau video di YouTube, seringkali ada bilah hitam yang mengurangi pengalaman menonton. Ini membuat perangkat terasa kurang nyaman mengingat ukurannya yang besar dan berat.
Pada beberapa model seperti Samsung Galaxy Z Fold, layar luar yang tinggi dan sempit dapat menyebabkan masalah saat mengetik.
Ruang vertikal yang terbatas membuat ukuran tombol pada keyboard menjadi lebih kecil, sehingga tidak nyaman untuk mengetik dalam jangka waktu lama.
Meskipun pengguna dapat terbiasa seiring waktu, ini tetap menjadi kelemahan yang patut dipertimbangkan.
Meskipun portabel saat dilipat, smartphone lipat tetap lebih besar dan berat dibandingkan smartphone biasa.
Ini bisa menjadi masalah bagi pengguna yang tidak terbiasa dengan ponsel yang lebih berat, terutama jika digunakan dalam waktu yang lama.
Meski demikian, keuntungan memiliki layar besar mungkin bisa mengimbangi kelemahan ini bagi sebagian pengguna.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wirelessplace.com, Techwiser.com