Jumat, 16 FEBRUARI 2024 • 16:35 WIB

Fenomena Flexing di Media Sosial: Pamer atau Menginspirasi?

Author

Ilustrasi wanita sedang selfie saat liburan.

INDOZONE.ID - Di balik keseruan dan kesenangan yang ditampilkan di media sosial, ada fenomena flexing yang semakin populer belakangan ini.

Menurut kamus Merriam Webster, kata flexing berasal dari “flex” yang bermakna menunjukkan atau mendemonstrasi Fenomena Flexing di Media Sosial: Antara Pamer dan Inspirasi

Flexing sendiri adalah tindakan memamerkan kekayaan atau pencapaian, sering kali dilakukan untuk menunjukkan status sosial atau menciptakan kesan tertentu.

Baca Juga: Kevin Systrom Sebut Instagram Telah Kehilangan Jiwa: Jadi Tempat Flexing Kekayaan

Namun, tindakan ini juga dapat menimbulkan kesan negatif seperti kesan sombong atau norak, dan dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri.

1. Pamer atau Menginspirasi?

Ilustrasi wanita sedang selfie.

Flexing sering kali menciptakan citra ketidakotentikan, di mana individu mengekspos sisi glamor hidup mereka tanpa merinci perjuangan atau keterbatasan yang mereka alami.

Namun, bagi sebagian, ini adalah cara untuk memberikan inspirasi dan memotivasi orang lain untuk mencapai hal serupa.

2. Tantangan Autentisitas

Ilustrasi pria sedang memamerkan uang.

Salah satu dampak negatif fenomena flexing adalah menciptakan standar yang tidak realistis dan tekanan sosial bagi yang lain.

Orang dapat merasa kurang bernilai atau tidak mencapai sukses jika dibandingkan dengan gaya hidup yang dipamerkan di media sosial.

Baca Juga: Ramai Tren Pamer Barang Branded di Media Sosial, Ditjen Pajak Sentil Mereka yang Flexing!

3. Meresapi Inspirasi yang Sebenarnya

Ilustrasi wanita sedang berfoto depan private jet.

Bagaimana kita memanfaatkan fenomena flexing untuk memperoleh inspirasi sejati?

Kita perlu mengembangkan ketajaman kritis terhadap konten yang kita konsumsi dan memilih untuk melihatnya sebagai sumber motivasi untuk meningkatkan diri, bukan sebagai standar untuk dibandingkan.

4. Menjaga Keseimbangan

Ilustrasi wanita sedang menikmati suasana pantai.

Sementara kita berinteraksi dengan konten di media sosial, menjaga keseimbangan antara menghargai pencapaian orang lain dan menjalani kehidupan pribadi kita sendiri menjadi kunci.

Oleh karena itu, menggunakan flexing sebagai dorongan positif tanpa terjerat dalam perbandingan yang merugikan adalah langkah menuju keseimbangan yang sehat.

Pada kesimpulannya, fenomena flexing di media sosial memiliki dua sisi mata uang yang perlu dipertimbangkan.

Olehnya itu, penting untuk memahami konteks di balik setiap unggahan dan menjaga keseimbangan dalam berinteraksi dengan media sosial.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Merriam-webster.com