INDOZONE.ID - Internet nampaknya telah mengaburkan batas antara dunia profesional dengan pribadi selama bertahun-tahun. Tidak heran, jika di zaman yang semakin canggih ini, banyak orang, terutama anak-anak muda, yang berusaha mencari cinta di platform-platform media sosial, termasuk LinkedIn.
Menukil laporan Business Insider, Senin (22/1/2024), sampai saat ini perusahaan sosial media yang berfokus pada dunia profesional untuk para pencari dan penawar kerja ini, tidak mengumpulkan atau merilis data mengenai berapa banyak orang yang menggunakan LinkedIn sebagai aplikasi kencan.
Namun banyak postingan dan artikel yang menunjukkan bahwa banyak pengguna LinkedIn menggunakan situs ini untuk mencari cinta.
Dustin Kidd, seorang profesor sosiologi di Temple University yang meneliti media sosial dan budaya pop mengatakan, berkencan melalui LinkedIn termasuk dalam fenomena ‘dating hacks’ atau memanfaatkan sumber daya online yang digunakan untuk tujuan yang berbeda.
“Awalnya, hal ini terjadi pada Friendster dan kemudian Myspace,” kata Kidd.
Baca Juga: LinkedIn PHK 668 Karyawan untuk Kedua Kalinya di Tengah Krisis Pendapatan
Hanya saja, di LinkedIn, orang-orang mencari pasangan dengan latar belakang pekerjaan yang jelas.
“Desain LinkedIn membantu mempertahankan fokusnya pada profesional, namun platform apa pun dengan opsi pesan langsung kemungkinan besar juga digunakan untuk melakukan hubungan seks dan berkencan,” imbuhnya.
Kemudahan dan privasi relatif dari pesan langsung membantu menjelaskan bagaimana beberapa orang menggunakan LinkedIn untuk percintaan, namun tidak menjelaskan alasannya.
Di zaman dengan begitu banyak platform kencan khusus,mulai dari Tinder, Bumble, dan Engsel hingga aplikasi khusus termasuk, Feeld, Pure dan NUiT, alasan penggunaan LinkedIn sebagai aplikasi kencan adalah karena banyak orang bosan dengan pengalaman menggunakan aplikasi-aplikasi kencan tersebut.
Dalam survey Pew tahun 2023 terhadap orang dewasa AS, hampir sepertiga responden mengatakan mereka pernah menggunakan situs atau aplikasi kencan online setidaknya sekali.
Lebih dari separuh perempuan yang telah menggunakan aplikasi tersebut melaporkan, merasa kewalahan dengan banyaknya pesan yang mereka terima dalam satu tahun terakhir, sementara 64 persen laki-laki mengatakan mereka merasa tidak aman karena kurangnya pesan yang mereka terima.
Meskipun sebagian besar pria dan wanita mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan orang-orang yang berhubungan dengan mereka, sebagian besar responden mengatakan bahwa mereka terkadang atau sering kali kecewa dengan pasangan mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Business Insider