Rabu, 07 MEI 2025 • 19:47 WIB

Bungie Terjebak Kasus Plagiarisme karena Hapus Konten Lawas Destiny 2

Author

Bungie Terjebak Kasus Plagiarisme(Sumber:X/Eurogamer)

INDOZONE.ID - Langkah kontroversial Bungie dalam menghapus konten lama dari Destiny 2 kini berbalik menjadi masalah serius.

Pengadilan federal AS baru saja memutuskan bahwa gugatan plagiarisme terhadap Bungie akan tetap berlanjut, karena sang developer tidak mampu memberikan bukti kuat untuk membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga: Bungie Pastikan Marathon Bebas Login PSN, Gamer PC Bisa Tenang

Gugatan Plagiarisme Gagal Dihentikan

Bungie digugat oleh seorang penulis bernama Matthew Kelsey Martineau, yang mengklaim bahwa cerita kampanye awal Destiny 2 terutama kisah invasi oleh pasukan Red Legion—meniru cerita fiksi ilmiahnya yang dipublikasikan di WordPress saat Destiny 2 masih dalam tahap pengembangan.

Dalam ceritanya, Martineau menggambarkan Red Legion sebagai pasukan militer yang menyerang Bumi dengan senjata seperti flamethrower.

Target utama mereka adalah Tononob Station, sebuah entitas raksasa di orbit Bumi yang menyimpan sumber daya penting.

Ia menuduh Bungie menjiplak ide ini dalam kampanye The Red War, di mana Red Legion juga menyerbu Bumi dan mencoba menguasai The Traveler—entitas besar yang melayang di angkasa dan menyimpan kekuatan misterius.

Bungie Tak Bisa Hadirkan Bukti Kunci

Sayangnya untuk Bungie, semua konten awal Destiny 2, termasuk kampanye Red War, sudah lama dihapus dan dipindahkan ke dalam “content vault” yang banyak dikritik.

Akibatnya, Bungie tidak bisa menyajikan versi lengkap dari kampanye tersebut untuk ditinjau oleh pengadilan.

Hakim Susie Morgan menyoroti fakta ini dalam putusannya.

Bungie hanya mampu menunjukkan bukti berupa video YouTube dan kutipan dari wiki buatan penggemar, yaitu Destinypedia.

Hal ini dianggap tidak cukup untuk memungkinkan perbandingan langsung antara karya Martineau dan kampanye game tersebut.

"Pengadilan tidak dapat melakukan analisis berdampingan jika tidak ada versi game yang bisa ditinjau," tulis Hakim Morgan.

Baca Juga: Bungie Akan Ungkap Marathon Minggu Ini – Akhirnya Penantianmu Terjawab!

Karena kurangnya bukti konkret, permintaan Bungie untuk membatalkan gugatan ditolak.

Kontroversi "Content Vault" Bungie

Jika kamu mengikuti perjalanan Destiny 2, kamu pasti tahu bahwa Bungie telah menghapus sejumlah besar konten lama, termasuk kampanye utama, ekspansi Curse of Osiris dan Warmind, serta Forsaken yang sangat populer.

Bahkan beberapa lokasi planet, misi serangan, hingga map multiplayer pun ikut dihapus.

Alasannya? Bungie mengatakan hal ini dilakukan agar ukuran game tetap manageable.

Namun, keputusan ini menuai reaksi negatif dari komunitas karena banyak pemain telah membeli ekspansi tersebut, yang kini tak bisa diakses.

Ironisnya, kebijakan yang dulunya dianggap solusi teknis kini malah menjadi bumerang hukum yang menyulitkan Bungie membela diri.

Masa Depan Destiny 2 dan Bungie

Walaupun ekspansi klimaks The Final Shape telah dirilis musim panas lalu untuk menutup cerita 10 tahun Destiny, game ini masih terus mendapatkan update.

Sementara itu, Bungie juga tengah mempersiapkan peluncuran game barunya, Marathon.

Malam ini, Bungie dijadwalkan mengumumkan rencana konten tahun berikutnya dalam siaran langsung pukul 5 sore waktu Inggris.

Namun di balik semua itu, bayang-bayang gugatan hukum ini terus mengintai.

Jika Bungie gagal membuktikan orisinalitas kontennya, reputasi dan kredibilitas mereka bisa terancam di mata publik maupun pengadilan.

Baca Juga: Sedih! Bungie PHK Karyawan: Hantaman Lain bagi Industri Game

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Eurogamer.net

Author
TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Pedoman Media Siber Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir