INDOZONE.ID - Di balik kemajuan teknologi yang kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern, banyak inovasi penting yang sering kali terlupakan asal-usulnya.
Salah satu perangkat vital yang kini banyak digunakan ialah termometer, alat sederhana namun berperan besar dalam kehidupan sehari-hari. Dari dunia medis, penelitian ilmiah, hingga penggunaan rumah tangga, termometer membantu kita memahami suhu dan perubahan yang terjadi di sekitar kita.
Namun, pernahkah kita merenung siapa sosok jenius di balik kemunculan alat ini? Mari kita menelusuri kisah menarik dari termometer, sebuah penemuan yang bermula dari ide kecil Galileo Galilei dan berkembang pesat melalui kolaborasi beberapa ilmuwan besar, termasuk Isaac Newton.
Baca Juga: Cara Membuat Video AI Sinematik dengan Veo 3 di Gemini, Gampang Banget!
Awal Mula dari Galileo Galilei dan Termoskop
Segala sesuatu dimulai pada tahun 1592 ketika Galileo Galilei, seorang ilmuwan dan astronom brilian asal Italia, menciptakan alat pengukur suhu awal yang disebut "termoskop".
Inilah cikal bakal dari termometer modern. Galileo merancang alat ini untuk mendeteksi perubahan suhu udara sekitar. Termoskop terdiri dari tabung kaca dengan bola udara di atas dan wadah berisi air di bagian bawahnya.
Mekanisme kerjanya sederhana namun revolusioner pada masa itu. Perubahan suhu menyebabkan volume udara dalam bola berubah, menciptakan tekanan yang memaksa air naik atau turun dalam tabung. Ini menjadi indikasi visual dari perubahan suhu.
Sayangnya, termoskop Galileo belum memiliki skala numerik yang dapat digunakan untuk pengukuran pasti. Selain itu, alat ini sangat bergantung pada tekanan udara luar, sehingga hasilnya kurang stabil dan sulit diandalkan secara konsisten.
Baca Juga: 17 Ide Nama Saluran WhatsApp Belajar Bahasa India yang Bikin Kamu Makin Kece dan Fasih!
Santorio Santorio dan Termometer Klinis Pertama
Satu dekade setelah penemuan Galileo, dokter asal Venesia, Santorio Santorio, mengambil langkah penting dalam evolusi termometer. Pada tahun 1611, ia menambahkan skala pengukuran pada termoskop Galileo, menjadikannya alat pertama yang dapat digunakan untuk mengukur suhu secara kuantitatif.
Santorio kemudian menerapkan alat ini dalam dunia kedokteran, menciptakan termometer klinis pertama dalam sejarah. Dengan alat ini, suhu tubuh manusia dapat dipantau secara lebih akurat, membantu diagnosis dan pengobatan menjadi lebih efektif.
Meski teknologi masih primitif, inilah titik awal dari penggunaan termometer dalam dunia medis yang kini sangat umum kita temui.
Baca Juga: Mau Gaming Tanpa Panas? Coba RedMagic 10S Pro dengan Snapdragon 8 elite dan Kipas 23.000 RPM
Transformasi Nama dan Penyempurnaan Teknologi
Meski telah mengalami pengembangan signifikan, nama "termoskop" masih digunakan hingga tahun 1624. Seorang Jesuit bernama Jean Leurechon memperkenalkan istilah "termometer" yang kini kita kenal. Sejak saat itu, teknologi ini terus disempurnakan oleh berbagai ilmuwan.
Salah satu tokoh penting yang berkontribusi adalah Ferdinand II de Medici, seorang bangsawan dan pelindung ilmu pengetahuan. Ia membantu mengembangkan termometer yang lebih stabil dan tahan terhadap perubahan tekanan atmosfer.
Kontribusi Newton dan Fahrenheit dalam Skala Pengukuran
Isaac Newton, ilmuwan Inggris yang dikenal luas karena hukum gravitasi, juga memberikan sumbangsih penting dalam penyempurnaan termometer. Ia menyarankan penggunaan alkohol (aguardiente) sebagai cairan pengisi untuk pengukuran yang lebih stabil dan akurat.
Newton juga mencetuskan gagasan tentang skala suhu baru. Kemudian pada tahun 1714, fisikawan asal Belanda, Gabriel Fahrenheit, menggantikan alkohol dengan merkuri, yang memiliki sifat termal lebih stabil.
Ia menciptakan skala suhu Fahrenheit yang digunakan luas hingga kini, terutama di Amerika Serikat. Selanjutnya, ilmuwan asal Swedia, Anders Celsius, memperkenalkan skala baru dengan titik beku air pada 0 derajat dan titik didih air pada 100 derajat.
Skala Celsius inilah yang menjadi standar internasional dalam pengukuran suhu hingga sekarang.
Baca Juga: Motorola Razr 60: HP Lipat Cantik dari Motorola dengan Snapdragon 8 elite dan Body Bahan Kulit
Dari Ide Sederhana Menuju Teknologi Vital
Perjalanan termometer dari sebuah termoskop sederhana hingga menjadi perangkat canggih adalah contoh luar biasa dari bagaimana ilmu pengetahuan berkembang secara bertahap, berkat kontribusi banyak pemikir jenius. Dari Galileo Galilei hingga Isaac Newton dan Gabriel Fahrenheit, tiap langkah kecil membawa perubahan besar dalam peradaban manusia.
Kini, termometer bukan hanya alat pengukur suhu, tetapi juga simbol dari bagaimana pengetahuan dan eksperimen yang tampak sederhana dapat menciptakan dampak luar biasa dalam kehidupan kita.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Infobae.com