Ya, kamu harus merawat motor kesayanganmu—mengisi bensin, memperbaiki kerusakan, dan menjaga performanya tetap prima.
Game ini seperti versi triple-A dari game simulasi kendaraan unik seperti Pacific Drive atau Jalopy.
Di dunia yang keras ini, kamu tidak hanya menjaga diri sendiri, tapi juga kendaraanmu dan hal itu membuatmu lebih terikat dengan dunia game ini.
Seiring waktu, kamu akan menyadari bahwa memilih motor di tengah kiamat zombie adalah keputusan penuh risiko.
Motor bisa membantumu kabur dari kejaran zombie, tapi suaranya juga bisa menarik perhatian mereka dari jauh.
Namun, ada banyak cara kreatif untuk menghindari bahaya. Contohnya, saat hujan kamu bisa memanfaatkan suara alam untuk menutupi deru mesin.
Atau kamu bisa coasting—mengandalkan gravitasi tanpa menyalakan mesin untuk menghemat bensin dan menghindari deteksi.
Hal seperti ini mengingatkan kita pada Death Stranding, di mana pengamatan terhadap medan menjadi kunci gameplay yang unik.
Ada tantangan tersendiri saat kamu mencoba turun dari gunung tanpa sekali pun menyentuh throttle hanya mengandalkan kemiringan jalan untuk bergerak.
Ini bukan hanya soal irit bensin, tapi juga menunjukkan betapa mendalamnya gameplay yang disajikan Days Gone.
Di tengah dunia yang sudah hancur, mengelola sumber daya seperti bensin menjadi krusial, dan memberi rasa realisme yang kuat.
Baca Juga: Developer Days Gone, Bend Studio Kini Sedang Kerjakan IP Game Baru!
Meski banyak hal positif, Days Gone tetap punya kekurangan. Cutscene yang sering disambung dengan fade to black terasa kuno, bahkan untuk standar saat game ini pertama rilis.
Beberapa adegan romansa dengan Sarah juga terasa kaku dan kurang emosional. Deacon juga kadang terdengar seperti berbicara sendiri tanpa arah—berteriak-teriak di atas motor, padahal tak ada yang mendengarkan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net