Baca Juga: Review Marvel's Spider-Man 2, Visual dan Gameplay yang Sempurna
Tapi karakter seperti Corey, yang sempat menunjukkan sisi kompleks di akhir Tape 1, malah kembali jadi tokoh antagonis klise.
Untungnya, chemistry antara keempat karakter utama tetap jadi sorotan utama.
Kamu sebagai Swann akan dibawa ke titik-titik emosional di mana keputusan terasa sangat berat, terutama ketika persahabatan diuji oleh penyakit Kat dan beban masa lalu.
Salah satu kekuatan Tape 2 adalah bagaimana mereka menangani penderitaan Kat melalui sentuhan realisme magis.
Abyss digambarkan sebagai kekuatan misterius yang mampu membelokkan kenyataan, memberi secercah harapan untuk menyelamatkan Kat dengan konsekuensi.
Namun, keputusan untuk tidak menyelesaikan nasib Kat secara jelas membuat akhir cerita terasa kurang menggigit.
Alih-alih menyuguhkan resolusi emosional, permainan ini justru menutupnya dengan adegan post-credit yang ambigu, seolah menggoda kelanjutan tanpa kepastian.
Dari segi tampilan, Bloom & Rage masih menampilkan visual menawan.
Desain karakter, kostum, hingga makeup terasa orisinal dan unik.
Nuansa visual tetap konsisten, walau nuansa aksi di Tape 2 sedikit mengurangi momen eksplorasi yang sempat jadi kekuatan utama di Tape 1.
Secara keseluruhan, Lost Records: Bloom & Rage (Tape 2) adalah kelanjutan yang penuh drama dan emosi, namun tidak sepenuhnya berhasil menutup cerita dengan memuaskan.
Bagi kamu yang sudah larut dalam dunia dan karakter-karakternya, keputusan untuk membiarkan akhir cerita terbuka bisa jadi terasa mengecewakan.
Terlebih jika sekuel yang dijanjikan justru tak kunjung datang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net