Justru sebaliknya, fitur yang disediakan cukup kuat dan intuitif.
Mode snapping memudahkan kamu menempatkan pintu dan dinding, sedangkan mode Ghost memungkinkan kamu merancang bangunan bahkan sebelum memiliki semua bahan.
Fitur paling menonjol adalah mantra Eye of Oculus, yang memungkinkan kamu membangun dari jarak jauh tanpa harus menggerakkan karaktermu.
Ini sangat membantu saat membuat bangunan bertingkat atau ya, atap.
Sayangnya, meskipun dibekali alat canggih, hasil akhirnya tetap menyerupai menara setengah jadi daripada rumah yang nyaman.
Di Ashenfall, bertahan hidup adalah prioritas utama.
Kamu harus mengatur asupan makanan, air, dan waktu istirahat, sambil menjelajahi wilayah serta menyelesaikan misi.
Meski sistem survival-nya cukup simpel—makanan tersedia, air bisa direbus—keberadaan tempat berlindung yang layak tetap krusial, apalagi saat naga mulai berpatroli di langit.
Baca Juga: Drama Internal BioWare: Ketika Dragon Age dan Mass Effect Tak Pernah Sejalan di Balik Layar
Dragonwilds juga menyajikan berbagai mantra berguna seperti Axtral Projection untuk menebang pohon secara massal dan Bones to Peaches untuk menyediakan makanan darurat.
Skill-skill ini membantumu tetap bertahan di tengah lingkungan yang keras dan ancaman musuh seperti goblin maupun naga.
Bagi kamu yang baru mengenal RuneScape, Dragonwilds tetap mudah diikuti meskipun belum memahami seluruh lore yang ada.
Tapi bagi para pemain lama, game ini menawarkan nostalgia dengan menghadirkan karakter ikonik seperti Zanik si goblin gua, serta aransemen musik klasik yang di-remaster.
Semua ini memberikan pengalaman ekstra bagi mereka yang telah lama menyelami dunia RuneScape.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Eurogamer.net