Kisah Sukses Garena, dari Startup Kecil hingga Jadi Developer Game Raksasa di Asia Tenggara

  Logo Garena.

INDOZONE.ID - Bagi kamu pecinta Free Fire, mungkin kamu sudah tidak asing dengan platform yang satu ini. Garena adalah perusahaan yang dimulai pada tahun 2009 di Singapura, yang mana adalah cabang hiburan digital dari perusahaan induk Sea Ltd, yang sebelumnya bernama Garena.

SEA group didirikan oleh Forrest Li. Yang mana, menaungi 3 perusahaan di Asia tenggara, yaitu Garena, Sea Money dan penemu e-commerce yang terkenal di Asia tenggara dan terkhususnya di Indonesia, yaitu Shopee.

Garena didirikan oleh Forrest Li dan teman-temannya dengan tujuan membawa pengalaman bermain game online ke tingkat yang lebih tinggi.

Garena dikenal karena menyediakan arena bermain esports untuk game populer seperti Dota dan Age of Empires, serta memperkenalkan game online premium seperti League of Legends dan Black Shot. Dan kemudian memperluas kehadirannya di beberapa negara di Asia tenggara.

Baca Juga: Baldur's Gate 3 Terpilih Sebagai Game Terbaik Tahun Ini di BAFTA Game Awards 2024

Meskipun sekarang menjadi perusahaan game raksasa di Asia Tenggara, Garena awalnya dimulai dari platform chatting sederhana pada tahun 2009, Garena Plus. Yang menawarkan berbagai fitur seperti game, musik, dan jejaring sosial.

Ilustrasi Free Fire. (ff.garena.com)

Baca Juga: Server Bermasalah, Apex Legends Berikan Apex Packs Secara Gratis ke Pemain Sebagai Permintaan Maaf

1. Sang Pendiri Garena

Forrest Li pernah menduduki peringkat ke-7 orang terkaya di Singapura. Total kekayaan Forrest Li per Juni 2023 tercatat sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp76,835 triliun.

Sekarang, Forrest Li menduduki peringkat ke- 18 orang terkaya di Singapura dengan total kekayaan 2.4 miliar dolar AS, per April 2024 berdasarkan forbes. Meskipun menjadi orang terkaya di Singapura saat ini, Forrest Li dulunya pernah bekerja sebagai recruiter untuk Motorola di Shanghai.

Forrest Li memiliki nama asli Li Xiaodong. Dia lahir di Tianjin, China, pada 1977, namun kemudian pindah dan menetap serta menjadi warga negara Singapura sekitar 18 tahun lalu, tepatnya pada 2005.

Pengusaha yang akrab disapa Mr Li atau Li tersebut, pernah kuliah dengan jurusan Sarjana Teknik, Universitas Jiaotong Shanghai dan Magister Administrasi Bisnis, Sekolah Pascasarjana Bisnis Stanford.